Seksi Mitra Perempuan, Keadilan, dan Perdamaian (MPKP) Paroki St. Herkulanus mempunyai kepedulian atas situasi dan realita perkembangan budaya yang semakin tidak mengenal batas. Bertepatan dengan rangkaian Perayaan Natal yang kita hayati sebagai momentum dijunjungnya martabat kemanusiaan menjadi setara martabat Ilahi melalui dipenuhinya janji keselamatan dengan penjelmaan Putra Manusia, kami mengadakan Talk Show ”Love, Sex, and Dating”.
Talk Show ini sekaligus upaya implementasi pesan moral Santo Yohanes Paulus II yang ditujukan sebagai bekal insan muda serta siapa pun dalam mengenal serta memasuki pergaulan dengan berlandaskan kesadaran dan tanggung jawab secara iman, moral, dan budaya di tengah maraknya komunitas berpola pikir bebas tanpa batas dalam segala aspek kehidupan. Talk Show yang dihadiri sekitar 90 partisipan ini, diadakan di Gereja seusai Misa pagi Minggu, 7 Desember karena keterbatasan ruang di Paroki St. Herkulanus yang memang masih di masa renovasi, demikian disampaikan Penanggung Jawab. Partisipan paling muda berusia 15 tahun, beberapa yang hadir berasal dari Paroki St. Paulus, dari dari St. Herkulanus setiap lingkungan terwakili, juga WKRI serta OMK.
Talk Show dapat diselenggarakan dalam kolaborasi Seksi MPKP dengan Karya Anak Misioner dan kepemudaan serta berkat dukungan dana dari DKP St. Herkulanus dan Komisi PSE Keuskupan Bogor. Fr. Paulus Pera mewakili Romo Dwi membuka dengan sambutan dan doa singkat. Di awal Moderator, yakni Dr. Fentiny Nugroho mengajak flash back bagaimana pergaulan masa lalu melalui lagu ”Aryati.
”Love, Sex, and Dating” dari sisi Psikologi diuraikan oleh Dr. Engelina Bonang, Psi. bahwa:
- Kaum remaja harus mengetahui tentang seksualitas dan reproduksi sedini mungkin, sebelum mereka menjadi aktif secara seksual;
- Program-program yang mempromosikan kesehatan seksual harus dimulai pada awal masa remaja (12 – 13 tahun);
- Informasi tentang penyakit-penyakit menular karena kontak seksual harus dimasukkan dalam pendidikan tentang seksualitas;
- Resiko kehamilan remaja juga harus juga menjadi tujuan dari pendidikan seksualitas;
- Sebab kebanyakan kehamilan remaja terjadi dengan tidak sengaja;
- Kepada remaja harus dijelaskan sejelas-jelasnya bahwa menjadi orang tua pada waktu yang tepat, yaitu setelah masa remaja, adalah penting bagi perkembangan yang optimal bagi orang tua dan bayi.
Dari sisi kesehatan dr. Heni Tan, alumnus Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya yang kini dinas sebagai Dokter UGD/RANAP di Puskesmas Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara menjelaskan “Sistem Reproduksi pada Manusia” yang diakhiri dengan:
- Kehidupan manusia dan seksualitas manusia adalah tidak dapat dipisahkan antara yang satu dengan yang lainnya dan adalah suatu yang suci;
- Tuhan menciptakan umat manusia berdasarkan citra dan kemiripan-Nya, serta bahwa Tuhan menjadikan semua yang diciptakannya sebagai hal-hal yang “sangat baik” (Kitab Kejadian 1:31) ==˃ tubuh manusia dan seks haruslah baik oleh karenanya;
- “tubuh manusia merupakan sendi dari penyelamatan” ==˃ perwujudan cinta antara suami dan istri sebagai suatu bentuk aktivitas manusia yang lebih tinggi nilainya, menyatukan suami dan istri di dalam bentuk saling menyerahkan diri yang sepenuhnya, dan membuka hubungan mereka pada kehidupan yang baru.
Dari sisi hukum Rini Tarigan, A.Md., S.H. menjelaskan apa dan bagaimana yang sudah termasuk kategori pelanggaran hukum dalam hubungan antar lawan jenis serta bagaimana menghadapi jika pelanggaran hukum itu sampai terjadi.
Keterbatasan waktu hanya memungkinkan 5 penanya yang terakomodir. Fr. Paulus Pera menutup dengan inti pesan, ”Hubungan antar lawan jenis adalah sangat diijinkan dalam iman Katolik selama tetap menghormati norma-norma yang ada yang sesungguhnya mengarah pada penghormatan kepada tubuh/jasmani manusia itu sendiri yang diciptakan oleh Allah sendiri.” Berikut sekilas kebersamaan di akhir Talk Show.
Clara C. Maria Imm. Wara Wulandaru – Ketua Sie MPKP DPP St. Herkulanus