Bogor-Keuskupan : Ada yang tampak meriah pada Jumat 21 Oktober 2016 di Lingkungan St. Mateus, selain umat Paroki banyak warga sekitar yang datang ingin melihat dan terlibat dalam kegiatan lokakarya sampah rumah tangga. Acara dimulai pukul 14.30 dan dibuka oleh PJS Kepala Desa Sindangjaya, yaitu: Bapak Dadang. Beliau menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan suatu hal yang positif untuk menjadikan lingkungan tempat tinggal kita semakin bersih dari sampah. Selain itu acara seperti ini dapat mempererat silahturahmi antar umat beragama khususnya di Desa Sindangjaya yang selama ini sudah terjalin cukup akrab. Kegiatan ini di ikuti oleh sekitar 70 peserta yang terdiri dari umat lingkungan St. Matius, Yohanes dan warga sekitar.
Seperti biasanya Br. Pudi OFM bersemangat dalam memberikan materi, dari pembuatan MOL (Mikro Organisme Lokal), membuat tanaman sayur di dalam botol plastik bekas, pengenalan dan pembuatan pupuk padat dan cair, hingga dalam acara tanya jawab dengan peserta.Br. Pudi OFM selalu mengingatkan jangan hanya: Kumaha Engke tapi Engke Kumaha? (Jangan Bagaimana nanti tapi nanti bagaimana) Prinsip ini harus kita laksanakan mulai dari sekarang. Terutama dalam menanam pangan karena bumi ini bukan hanya milik kita namun juga merupakan titipan bagi anak cucu kita.
Jangan takut kotor
Kegiatan Lokakarya sampah ini memang luar biasa, di mana semuanya ikut terlibat dalam satu kesatuan tempat tinggal mereka masing masing, di mulai dari lingkup terkecil masyarakat. Hujan yang turun di tengah kegiatan, tidak menyurutkan umat dan warga sekitar, bahkan masih ada saja yang berdatangan ingin mengikutinya. Banyak hal baru dalam setiap Lokakarya Sampah yang sudah berlangsung selama ini. Secara terpisah Br. Pudi OFM menceritakan bahwa suatu keprihatinan terhadap kaum muda saat ini, dimana sangat sulit mengenalkan makanan organik kepada mereka, apalagi mau membuatnya sendiri. Banyak kenyataan yang terjadi, bahwa di sektor pertanian yang mengerjakan adalah orang tua (Kaum mudanya tidak terlibat). Kalau seperti ini yang terjadi: bagaimana ketahanan pangan kita kedepannya.siapa yang akan menjadi generasi penerus untuk anak cucu kita? Mencoba jangan terlalu di buat rumit, yang penting action / langsung mulai, jangan takut “kotor” tambah Br Pudi.
Acara ini berlangsung kurang lebih selama 2,5 jam di tutup dengan tanya jawab yang interatif. Setelah rangkaian acara sudah terlewati, acara ditutup oleh Rm Dion OFM setelah itu umat lingkungan St. Mateus, Yohanes dan warga sekitar yang hadir menikmati makanan yang telah di sediakan. Berkah Dalem. ~Papaleo & Crew GS~
Ayo Semuanya jangan KUMAHA ENGKE tapi kita mulai ENGKE KUMAHA !!!!