Menemukan Allah Dalam Pelayanan Saudara Maut, Paroki St. Maria Para Malaikat Cipanas

“Hiiii…. saya takut…mendengar judul acaranya saja, apalagi tadi lihat ada peti dan akan praktek..dah merinding! ampun dech!”

Minggu, 30 April 2017 tepat pk 10.00 WIB acara loka karya perawatan jenasah di aula Paroki St. Maria Para Malaikat Cipanas dimulai dengan diawali doa pembukaan oleh Burder Win. Berbeda dengan acara atau kegiatan lainnya antusias umat menghadiri banyak tapi acara ini boleh dibilang hanya segelintir saja bahkan beberapa perwakilan lingkungan ada yang tidak menghadiri. Pengakuan beberapa umat yang tidak ikut “Hiiii…. saya takut…mendengar judul acaranya saja, apalagi tadi lihat ada peti dan akan praktek..dah merinding!ampun dech!”

Acara ini dibagi menjadi beberapa Sesi :

  1. Dari Segi Iman Kristiani

Nara sumber oleh RP. Ig. Widiaryasa OFM

“MENGAPA KITA HARUS MELAYANI UMAT YANG SUDAH MENINGGAL? DIMANDIIN BAHKAN DIDANDANI CANTIK/GANTENG”. Pertanyaan itu sering bahkan ditanyakan ke kita tapi tidak semua umat dapat menjawab. Berikut adalah dasar segi Iman Kristiani dalam pelayanan Saudara Maut

Dilihat dari Kitab Suci mengenai siapakah Manusia itu:

  1. a) Kej. 1:26 “Baiklah Kita jadikan manusia menurut gambar dan rupa kita”. Kej. 2:7 Allah membentuk manusia dari debu tanah dan memberinya hidup dengan menghembuskan nafasnya sendiri. Dengan demikian manusia memiliki keunikan dibanding dengan ciptaan lainya yaitu memiliki bagian materi{tubuh}dan non materi{jiwa/roh}. Dalam pengertian sederhana berarti manusia dibuat menyerupai Allah.Yesaya 43:7 “Semua orang yang disebutkan dengan namaKu yang kuciptakan untuk kemuliaanKu, yang kubentuk dan yang juga Kujadikan”
  2. b) Tujuan Allah menciptakan manusiaMatius 22:36-38“Kasihilah Tuhan AllahMu dengan segenap hatimu dengan segenapjiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama”.
  3. c) Mazmur 100:2-3 “Beribadahlah kepada Tuhan dengan sukacita, datanglah dengan sorak-sorai. Ketahuilah bahwa Tuhanlah Allah, yang menjadikan kita dan punya Dialah kita umatNya dan kawanan domba gembalaanNya”.Kita manusia tidak berkuasa atas diri sendiri melainkan Allah yang berkuasa atas manusia.
  4. d) I Kor 3:16 “Tidak tahukah kamu bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu”.ini dimaksudkan bahwa manusia yang diciptakan Allah itu juga dikuduskan maka Tubuh itu dijaga dirawat dan dijauhkan dari hal-hal yang cemar karena Roh Allah ada dalam diri kita. I Kor 6:16-20 menjelaskan lebih mempertegas bahwa manusia milik Allah sendiri

Penguburan atau pemakaman Yesus Kristus menurut Catatan alkitab bisa menjadi acuan untuk proses penguburan orang mati, zaman Yesus berhubungan dengan kesalehan yudaisme, selain itu juga merupakan eskperesi dari orang-orang yang mengasihi orang mati tersebut, secara pantas dan wajar. Dalam kisah Yesus waktu penguburan sangat singkat sehingga persiapanan terburu-buru mengapa karena sabat sudah dekat tapi tindakan merawat jenazah Yesus tetap dilakukan dengan cara yang sangat hormat yaitu dicampuri minyak mur dan gaharu untuk merawat jenazah Yesus sebanyak 37 kg. Dilakukan oleh Maria Magdalena, Maria Ibu Yoses serta Salome. kita bisa melihat bahwa tradisi merawat dan menguburkan jenazah dengan layak sungguh merupakan penghormatan bagi Yesus dan mereka yang meninggal. Gereja memandang wajar merawat jenazah adalah cara yang lazim juga untuk menghormati mereka yang meninggal, sebagai tradisi yang sehat dan benar karena mereka yang telah meninggal adalah ciptaan Tuhan sendiri. Gereja juga menetapkan dalam Hukum Kanonik untuk pemakamanan bagi mereka yang meninggal Kanon 1176-1185.

           Tahun 2016 Paus dengan komisi ajaran mengeluarkan istruksi bahwa abu jenazah tidak lagi di larung melainkan dimasukan ke guci kemudian dimakamkan di dasar laut. Hal ini dimaksusdkan bahwa abu jenazah tetap dihormati karena adalah tetap pribadi manusia.

Diajaran kita juga ditegaskan bagi umat yang meninggal secara bunuh diri tidaklah akan dilayani untuk misa arwah tetapi mendapatkan pelayanan ibadat dan ibadat tersebut lebih ditujukan penguatan bagi keluarga yag ditinggalkan. Dikarenakan bunuh diri adalah menentang ALLAH yang lebih berkuasa akan diri kita baik jasmani atau rohani. Jika ada umat ingin dimakamkan secara Katolik tapi dia belum dibaptis atau selama ini non katolik diminta secara tertulis membuat peryataan bahwa dari pihak keluarga yang bersangkutan telah mengizikan.

  1. Sesi dari Kardiwilasa/Seksi Kematian

Narasumber oleh Frasiskus Sugiarto

Menerangkan tentang hak dan Kewajiban umat Paroki yang megikuti iuran dana kardiwilasa/Buku Hijau. Bagi ketua ligkungan wajib mensosialisasikan ke warganya.

  1. Sesi dari Segi Kesehatan

Narasumber oleh Sr. M. Agusta SFS.

Kematian (death) merupakan kondisi terhentinya pernapasan, nadi, dan tekanan darah, serta hilangnya respon terhadap stimulus eksternal, ditandai dengan terhentinya aktivitas listrik otak, atau dapat juga dikatakan terhentinya fungsi jantung dan paru secara menetap atau terhentinya kerja otak secara menetap. Terdapat beberapa perubahan tubuh setelah kematian : Algor mortis(Penurunan suhu jenazah), Livor mortis (Lebam mayat), Rigor mortis (Kaku mayat).

    Tindakan Dalam Menangani Jenazah harus melakukannya dengan hormat dan sebaik-baiknya. Rasa hormat ini dapat dijadikan prinsip, dengan kata lain, seseorang telah diperlakukan secara manusiawi dan sama seperti orang lain. Seorang perawat harus memperlakukan tubuh jenazah dengan hormat. Perawatan tubuh setelah kematian disebut perawatan postmortem.

  1. Sesi Praktek Perawatan Jenazah

Narasumber oleh Sr. Carolin SFS

Sesi yang paling menegangkanbuat kami. Walau hanya boneka tapi perasaan takut masih ada. Adapun perlengkapan yang diperlukan dalam memandikan jenazah:air bersih secukupnya,sabun mandi untuk membersihkan, sarung tangan atau handuk untuk membersihkan kotoran-kotoran, ember minimal 2 buah, Handuk untuk mengeringkan badan atau tubuh jenazah setelah selesai dimandikan, kapas untuk menutup lubang hidung, telinga, dan dubur jenazah, alkohol 75-100% dan pakaian yang terbaik serta alat makeup.

Cara-cara memandikan jenazah

1)   Bujurkan jenazah di tempat yang tertutup

2)   Seandainya jenazah perempuan maka yang memandikan perempuan demikian juga

sebaliknya.

3)   Lepaskan seluruh pakaian yang melekat dan menutup

4)   Tutup bagian auratnya

5)   Lepaskan logam seperti cincin dan gigi palsu seandainya ada.

6)   Bersihkan kotoran nazisnya

7)   Bersihkan rongga mulut

8)   Bersihkan kuku, jari dan tangannya

9)   Diusahakan menyiram air mulai dari anggota yang kanan, diawali dari kepala bagian

kanan terus ke bawah, kemudian bagian kiri terus kebawah dan diulang sampai bersih

Hal-hal yang diperhatikan:

  1. Dilarang memotong rambut, hal ini dihindari karena dianggap menganiaya jenazah dengan menimbulkan kerusakan atau cacat tubuh.
  2. Saat menyiram air pada wajah dan muka tutuplah lubang mata, hidung, mulut dan telinganya agar tidak kemasukan air.
  3. Apabila anggota tubuh terluka dalam menggosok dan membersihkan bagian terluka supaya hati-hati dilakukan dengan lembut seakan memperlakukan pada waktu masih hidup.

Begitu menegangkannya kami benar-benar menyimak akan tetapi disaat kami tegang tiba-tiba boneka yang dibuat praktek tangannya lepas jd kami ketawa  susterpun mempraktekkannya dengan senyum dan sesekali ketawa menceritakan suka duka merawat jenazah. Berbahagialah karena upahmu besar di surga hai saudara saudari yang mempersembahkan jenazah dengan cantik/ganteng kepada ALLAH. Acara berakhir pk14.45WIB dengan berkat dari Pastor Widi, OFM. Diharapkan masing-masing Lingkungan memiliki regenerasi untuk membantu atau mejadi Kardiwilasa. AMIN. (Natalia & Gema Suci)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!
Enable Notifications OK No thanks