Renungan Minggu Biasa IV Minggu, 3 Februari 2019 PF S. Ansgarius, Uskup PF S. Blasius, Uskup dan Martir Bacaan I: Yer 1:4-5,17-19 Mazmur 71:1-2,3-4a,6-6ab,15ab,17 Bacaan II: 1Kor 12:31-13:13 Bacaan Injil: Luk 4:21-30
Pengalaman ditolak pasti amat menyesakkan hati. Dalam Injil Lukas hari ini kita melihat peristiwa penolakkan Yesus. Yesus mengkampanyekan keselamatan tetapi mendapat penolakkan bahkan hendak dicelakai : “Mereka bangkit, lalu menghalau Yesus ke luar kota, dan membawa Dia ke tebing gunung tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. Tetapi Yesus berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi” (Lukas 4:30). Sederhana, Yesus ditolak karena Ia adalah anak seorang tukang kayu. Orang tidak bisa menerima dan percaya begitu saja karena melihat latar belakang keluarga Yesus yang sangat sederhana.
Tentu kita pun pernah mengalami penolakkan. Ada rasa kecewa, malu, geram, dan mungkin dendam saat kita mengalami penolakkan. Ditolak (bahkan dijauhi atau dicelakai) karena kita memiliki niat dan perbuatan baik itu biasa. Persoalannya adalah bagaimana reaksi kita saat menerima penolakkan? Bagaimana reaksi kita saat ada orang terdekat kita membuat kita kesal, geram dan jengkel?
Secara tidak sadar kita pun sering melakukan penolakkan terhadap orang-orang yang mengajak kita masuk dalam kebaikan. Saat pergi ke Gereja, penyambut jemaat atau petugas TTK mengarahkan kita masuk dan duduk di depan, kita sering berlangganan duduk di “kaveling” belakang. Saat dirigen mengajak umat bernyanyi, kita diam dan bahkan tak bawa Puji Syukur ke Gereja. Saat Romo mengajak umat Sakramen Tobat, kita pun sering berdalih dan banyak alasan.
Bila kita belajar dari reaksi Yesus saat ditolak, Yesus “selow” saja. Ia tenang. Tidak berdebat, marah apalagi mengutuki. Ia merespon tetap dalam kekuatan kasih (Bacaan II). Semoga demikian pula hidup kita. Saat mengalami penolakkan dan hal-hal yang mengecewakan, kita belajar tenang mengontrol emosi dan kata-kata dan yang terutama jangan berhenti berbuat baik. Manusia mungkin menolak perbuatan baik kita tetapi tidak demikian dengan Allah.
Selamat hari minggu dan tetap bersukacita. Tuhan memberkati.
Penulis : RD David