BIM Bogor ngobrol santai: Katekese Digital

Loading

Pandemi Covid-19 yang sedang melanda dunia ini menciptakan berbagai aspek baru dalam kehidupan berpastoral. Khususnya di bidang komunikasi, pandemi ini mau tidak mau memaksa kita untuk semakin bersahabat dengan dunia digital. Imam muda Keuskupan Bogor pun merasakan hal yang sama. Pembatasan sosial berdampak sangat besar tugas-tugas pastoral para imam. Tidak hanya pelayanan sakramental, tugas-tugas lainnya pun berdampak khususnya katekese menjadi sorotan.

Bina Imam Muda Keuskupan Bogor [BIM], yang merupakan proses bina lanjut (on-going formation) bagi para Imam dengan usia tahbisan antara 0-10 tahun, memandang pentingnya aspek kateketik di masa pandemik. Bagaimana para imam dapat mengambil bagian, khususnya dalam dunia digital. Haruskah para imam muda berkatekese digital? Bagaimana cara? Kapan harus memulai?

Untuk menjawab hal tersebut, BIM mengundang dua narasumber yang berkecimpung di bidang tersebut: Riko Ariefano, founder ‘Domus Cordis’ dan juga Bernadus Dominicus, founder aplikasi eKatolik yang sangat populer di kalangan umat Katolik Indonesia. Diskusi itu dilakukan dalam  sebuah virtual meeting bertajuk: “Ngobrol Santai BIM Keuskupan Bogor: Katekese Digital”.

Dalam obrolan santai tersebut, para imam muda didorong untuk berani merambah dunia digital karena “di situlah umat millenial berada” cetus Riko yang lebih ahli di bidang konten. Peran seorang imam menjadi sangat penting untuk mendorong katekese di dunia digital. Selain sebagai support system, seorang imam dapat menjadi konten editor khususnya di bidang teologi dan ajaran-ajaran gereja. Bernadus kemudian menekankan bahwa konten itu hendaklah variatif “tidak melulu biblis tapi juga variasi dengan hal lain”. Jadi berkatekese menjadi hal yang sungguh membawa sukacita secara mutual. Seorang imam bisa berkatekese dengan mengekspresikan atau mengaktualisasi dirinya, namun sekaligus memperkaya umat dengan ajaran-ajaran iman secara lebih menarik dan inspiratif.

Semoga dengan sharing tersebut, para imam semakin menyadari diri untuk terbuka dan mengambil bagian dalam berkatekese digital. Dengan demikian, kita mengambil bagian dalam “menggaungkan keluar” nilai-nilai Kristiani melalui dunia digital. Dan sekaligus melakukan perintah Injil untuk “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala mahkluk” [Mrk 16:15]. Dalam hal ini, dunia digital dapat menjadi sarana ampuh untuk mewartakan Kabar Sukacita, untuk berkatekese. [RDHJ]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!