Kamis, 20 Oktober 2022
Bacaan Pertama : Ef. 3:2-12;
Mazmur Tanggapan : Yes. 12:2-3,4bcd,5-6;
Bacaan Injil : Luk. 12:39-48.
Setelah nasihat Tuhan kita untuk waspada, Santo Petrus mengajukan pertanyaan (ay.41), jawabannya adalah kunci untuk memahami perumpamaan itu. Di satu sisi, Yesus menekankan bahwa kita sama sekali tidak tahu persis kapan Tuhan akan meminta kita untuk memberikan pertanggungjawaban atas hidup kita; di sisi lain — menjawab pertanyaan Petrus — Tuhan kita menjelaskan bahwa ajarannya ditujukan kepada setiap individu. Tuhan akan meminta setiap orang untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya: setiap orang memiliki misi yang harus dipenuhi dalam hidup ini dan dia harus mempertanggungjawabkannya di hadapan takhta pengadilan Tuhan dan dihakimi berdasarkan apa yang telah dia hasilkan, banyak atau sedikit.
Lantas sebenarnya apa yang diharapkan Tuhan sendiri? tampaknya kita bisa melihat bagaimana mazmur hari ini menggemakannya. ‘Berserulah dan bersorak-sorailah, hai penduduk Sion, sebab Yang Mahakudus, Allah Israel, agung di tengah-tengahmu!’ (lih. Yes. 12:6). Kita diajak untuk bersaksi. Bersaksi dengan keyakinan bahwa Tuhan, Allah kita sungguh hadir di tengah kita. Bukan sekadar dengan ucapan namun dengan tindakan. Hal itu terpancar dalam iman yang nyata dan terus-menerus ditumbuhkan. Bukan hanya dalam suka saja namun dalam hal-hal duka pun. Jadi di tengah umat manusia kita berusaha menggemakan kesaksian Allah yang sungguh hadir di tengah kita. Tentunya itulah cara kita mengisi waktu hingga kita berjumpa denganNya.
Itu diharapkan dilakukan oleh kita ‘karena kita tidak mengetahui hari maupun jamnya, atas anjuran Tuhan kita wajib berjaga terus menerus, agar setelah mengakhiri perjalanan hidup kita di dunia hanya satu kali saja (lih. Ibr. 9:27), kita bersama dengan-Nya memasuki pesta pernikahan, dan pantas digolongkan pada mereka yang diberkati (lih. Mat. 25:31-46), dan supaya janganlah kita seperti hamba yang jahat dan malas (lih. Mat, 25:26) diperintahkan enyah ke dalam api yang kekal (lih. Mat. 25:41).’(lih. Lumen Gentium art. 48)