FKUB Kabupaten Cianjur Mengadakan Silaturahmi ke Rumah-rumah Ibadah

Loading

Cipanas–Keuskupanbogor.org : Sebagai salah satu ujung tombak kerukunan umat beragama, FKUB Kabupaten Cianjur mengadakan kunjungan-kunjungan untuk melakukan dialog dengan pimpinan pemeluk agama-agama yang ada di Cianjur. Sabtu, 22 September 2018 tim FKUB Kabupaten Cianjur mengadakan kunjungan ke Wihara Sakyawanaram, salah satu wihara terbesar di Cipanas dan selalu ramai dikunjungi oleh umat Buddha lokal ataupun dari luar kota.

Tim kunjungan terdiri dari perwakilan masing-masing agama, dari Katolik diwakilkan oleh RP. Ignatius Widiaryoso OFM. Tim FKUB Kabupaten Cianjur disambut oleh pengurus Wihara Sakyawanaram. Banyak dialog dan sharing yang terjalin dalam pertemuan tersebut, di antaranya mengenai mengapa umat agama Buddha menghormati banyak patung atau rupang dewa-dewi. Dari dialog tersebut, para perwakilan agama lain pun menjadi paham bahwa patung-patung itu hanya berperan sebagai pengantar umat Buddha agar lebih khusyuk dalam berdoa. Acara diakhiri dengan meninjau lokasi di wihara, ramah tamah, dan foto bersama di depan rupang Dewi Kwan Im.

Dialog Serius tapi Santai

Kemudian Senin, 24 September 2018, para tokoh FKUB berkesempatan hadir di Paroki Santa Maria Para Malaikat Cipanas. Pastor Paroki RP. Ignatius Widiaryoso, OFM, RP. Gabriel Maing OFM, Wakil Dewan Sulistyo Heru beserta anggota DPP, para ketua wilayah dan lingkungan, perwakilan tarekat suster SFS dan KYM, hadir dalam pertemuan tersebut.

Adapun tujuan kegiatan tersebut adalah dalam rangka kunjungan dan silaturahmi serta dialog dengan gereja Katolik yang ada di Cipanas. Hal lainnya adalah pemaparan tentang Peraturan Bersama Menteri Agama dan Dalam Negeri No 09 dan 08 tahun 2006 tentang pemeliharaan kerukunan dan pendirian rumah ibadat. Tim FKUB yang dipimpin oleh Suwita (perwakilan Agama Buddha), juga menerima saran-saran dari peserta yang hadir, di antaranya mengenai penanaman moral sejak dini tentang kerukunan terhadap pemeluk agama/keyakinan lain, kunjungan ke tempat-tempat ibadah lintas agama untuk anak-anak usia dini, serta dialog antarpemuda lintas agama. Penjelasan tentang arti ungkapan “kafir dan radikal” juga dijelaskan secara gamblang oleh KH. Arief dan KH. Hermansyah.

Anggota FKUB lainnya yang turut hadir di antaranya adalah KH. Budi (perwakilan agama Islam), dan Komang (perwakilan agama Hindu). Kesan persahabatan sungguh terpancar dalam pertemuan tersebut; serius tapi santai. Sungguh elok bila hal ini dapat terwujud dalam kehidupan beragama dalam masyarakat, khususnya di Cianjur ini; merawat kerukunan dan kesejukan hidup penuh damai demi NKRI bersama. Semoga! (MAS, Papa Leo, Gema Suci)

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!