Hikmat yang Memampukan

Loading

Kamis, 5 September 2019 
Pekan Biasa XXII
Bacaan 1        : Kol. 1:9-14
Mazmur          : Mzm. 98:2-3ab,3cd-4,5-6 
Injil           : Luk. 5:1-11

HARI ini Gereja memperingati St. Teresa dari Kalkuta, yang kita kenal sebagai Bunda Teresa, Mother Teresa. Ia dikenal sebagai seorang Kudus di dunia modern. Ia berkarya di India lebih dari 45 tahun untuk melayani mereka yang miskin, sakit, yatim piatu dan sekarat, sambil membimbing ekspansi Kongregasi Misionaris Cinta Kasih dari India ke seluruh dunia. Kongregasi yang didirikannya terus berkembang dan pada akhir hidupnya, Santa Teresa telah menjalankan 610 misi di 123 negara, yang menjalankan berbagai karya amal seperti panti jompo, rumah penampungan para penderita HIV/AIDS, lepra dan TBC, program konseling untuk anak dan keluarga, panti asuhan, dan sekolah.

Panggilan untuk menjalankan tindakan kasih ini dimulai ketika ia mendengarkan perintah Tuhan dalam kata “saya haus”. Di awal karya misinya, ia mengaku bahwa ia mengalami krisis iman yang luar biasa, sampai-sampai ia tergoda untuk menyudahi tindakan kasihnya. Tetapi, ia menyerahkan diri kepada Tuhan dan melaksanakan karya misinya di Kalkuta. Mother Teresa mewariskan teladan iman Kristiani yang kokoh, harapan yang tak kunjung padam, dan cinta kasih yang luar biasa.  Jawabannya atas panggilan Yesus, “Mari, jadilah cahaya bagi-Ku,” menjadikannya sebagai seorang Misionaris Cinta Kasih, seorang “ibu bagi kaum miskin”, dan sebagai simbol cinta kasih kristiani di dunia ini.

“Aku tahu bahwa Tuhan tidak akan membiarkanku dengan persoalan yang tidak dapat aku tangani. Aku hanya berharap bahwa Tuhan tidak mempercayakanku hal-hal tersebut.” Kalimat yang indah dari Mother Teresa ini mengajak kita untuk percaya bahwa Tuhan tidak membiarkan kita mengalami persoalan yang tidak dapat ditangani dalam waktu yang lama. Ini juga dialami oleh Petrus, Yakobus dan Yohanes dalam bacaan injil pada hari ini. Mereka sungguh takjub akan karya Tuhan yang mengangkat permasalahan mereka yang tidak dapat ditangani. Ketika permasalahan ini diangkat oleh Tuhan, Tuhan memanggil mereka sebagai penjala manusia. Dalam bacaan pertama, Paulus juga mengingatkan kita akan hikmat dan kekuatan dari Allah yang memungkinkan kita untuk menghasilkan buah-buah yang baik.

Semua orang tidak lepas dari persoalan yang tidak dapat ditangani sendiri. Tetapi tokoh-tokoh seperti Mother Teresa, Petrus, Yakobus dan Yohanes memberi contoh bahwa ketika kita memilih untuk tidak lari dari apa yang Ia perintahkan dan setia kepada hal-hal kecil, hal-hal besar dapat terjadi dalam hidup secara luar biasa. Hal ini senada dengan perkataan dari Mother Teresa sendiri: “Bukan karena kita dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan yang hebat, namun karena kita melakukan hal-hal kecil dengan kasih yang besar.” (Fr. Michael Randy)


Bapa yang bertakhta dalam Kerajaan Surga, seringkali kami dihantui oleh kecemasan akan hal-hal yang terlihat besar dan mustahil bagi kami. Ajarlah kami untuk selalu percaya pada-Mu yang mampu menangani segala sesuatu, dan tuntunlah kami dengan sabda-Mu supaya hidup kami layak bagi-Mu. Amin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!