Senin, 9 September 2019
Bacaan I : Kol 01: 24-2:3
Bacaan Injil : Luk 6: 6-11
JIKA kita pergi ke pantai dan melihat laut, kita melihat bahwa laut hanyalah kumpulan air yang membentuk suatu genangan raksasa dan berwarna biru. Namun jika kita melihat jauh lagi ke dalam laut, di sana akan nampak keindahan yang tersembunyi. Alam bawah laut menyimpan kehidupan dan karang-karang yang indah. Menyaksikannya, kita akan memuji Tuhan serta berkata “sungguh indah ciptaan Tuhan!”
Hidup kita pun demikian. Kita kerap kali melihat suatu kejadian atau perbuatan hanya sebatas di permukaannya saja. Jika ada orang yang bekerja sungguh-sungguh, kita nilai bahwa ia hanya sebatas melaksanakan kewajiban. Seorang ibu yang mengasuh anaknya pun kita nilai hanya sebagai bentuk pemenuhan tanggung jawab. Melihat orang yang melakukan hal buruk, kita pun hanya menilai sebatas permukaannya saja tanpa melihat motif di baliknya.
Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus memberikan kita suatu pengajaran: bahwa tiap hal, terutama soal hukum, tidak hanya harus diuji benar atau salahnya saja, tetapi juga kedangkalan dan kedalamannya. Agar keputusan atau tindakan kita sungguh bijaksana, kita perlu meninjau makna segala sesuatunya lebih dalam. Yesus memang seolah menjungkirbalikkan hukum yang berlaku saat itu, yaitu mengenai peraturan mengenai hari sabat.
Tindakan Yesus itu bukan didasari oleh egoisme atau idealisme pribadi, namun atas kebijaksanaan-Nya dalam memaknai nilai yang terkandung dalam hukum itu. Melalui ketegasan-Nya, Yesus mengajak kita untuk menyelami kehendak Allah yang terkandung dalam peraturan-peraturan manusia, sehingga kita tidak terjebak dalam pemahaman yang dangkal. Ketika kita sampai pada pemaknaan yang mendalam, kita akan menyadari bahwa semua pertimbangan dalam tindakan dan karya manusia haruslah ditujukan demi kemuliaan Tuhan.
Oleh sebab itu, marilah kita senantiasa memandang lebih dalam terhadap makna hidup kita dan apa pun yang terjadi di sekitar kita. Dalam tuntunan Tuhan, kita memilih apa yang paling penting seturut kehendak Tuhan. Hingga pada akhirnya, dalam tiap hal kita akan mampu berkata “sungguh hebat rencana Tuhan” dari lubuk hati yang terdalam. (Fr. Albertus Aris Bangkit Sihotang)
Bapa yang penuh kasih, kami sering terjebak pada peraturan dan standar-standar duniawi hingga lupa pada tujuan dari segala tindakan kami, yaitu mewartakan kemuliaan-Mu. Bantulah kami yang lemah ini dalam memahami segala sesuatunya lebih dalam, dan berfokus pada apa yang menjadi kehendak-Mu, bukan kehendak kami. Amin.