Penutupan Perayaan Paskah Paroki Kristus Raja – Serang

Serang-Keuskupan: Paskah memang sudah beberapa waktu lalu dirayakan namun semanga tkebangkitan Yesus Kristus dari alam maut hendaklah tetap menginspirasi umat Katolik dalam menjalankan kehidupannya. Hal inilah yang disadari oleh umat Katolik Paroki Kristus Raja – Serang sehingga menyelenggarakan Penutupan Perayaan Paskah tahun 2017 dalam tiga rangkaian acara. Ketiga acara tersebut dihelat dalam satu hari pelaksanaan tepatnya pada hari Minggu, 30 Juli 2017 di Gereja Katolik Kristus Raja yang terletak di jantung kota Serang – Banten. Bukan sekedar acara biasa karena dari pagi diadakan penerimaan Sakramen Penguatan dilanjutkan dengan Silaturahmi Antar Tokoh Umat Beragama se-Provinsi Banten dan ditutup dengan Pagelaran Wayang Kulit semalams untuk. Rangkaian acara ini dibalut dengan tema “Berkat Semangat Paskah Kita Pelihara Persaudaraan Sejati Dengan Meningkatkan Hidup Bersilaturahmi”.

Penerimaan Sakramen Penguatan

Pada tahun ini sebanyak 286 umat Paroki Asmara Cinta ini menerima Sakramen Penguatan yang diberikan oleh Vikaris Jendral Keuskupan Bogor, RD. Christophorus Tri Harsono menggantikan Bapa Uskup Mgr. Paskalis Bruno Syukur yang berhalangan hadir. Dalam misa kali ini, Romo Vikjen bertindak sebagai selebran utama didampingi RD. Stefanus Maria Sumardiyo Adipranoto dan RD. Bartholomeus Wahyu Kurniadi sebagai konselebran. Ada pun umat yang berhak menerima sakramen penguatan ini telah melewati masa persiapan berupa rangkaian pelajaran dan evaluasi hingga dinyatakan lulus. Selain itu ada persyaratan kehadiran dalam mengikuti pelajaran yang menandakan bahwa hanya mereka yang berkomitmen dan setia sajalah yang layak untuk menerima sakramen ini.

Dalam homilinya, Romo Vikjen mengetengahkan bagaimana kebaikan dan kebenaran injili harus dilatih sedari kecil dan dimulai dari sakramen baptis. Hal ini ditegaskan beliau untuk memupuk rasa toleransi dan kebhinekaan dalam diri segenap umat Katolik. Tentunya ini senada dengan tema yang diusung yaitu persaudaraan sejati dan hidup bersilaturahmi. Roh Kudus yang sedari usia dini ditanamkan akan membawa kita semua untuk dapat memilih hal yang baik dengan cerdas utamanya untuk mengikuti Yesus Sang Juru Selamat. Wujud nyatanya adalah bagaimana umat Katolik mampu untuk memberikan Kasih dan Pengampunan kepada semua orang di sekelilingnya melalui pelayanan dan hidup menyatu dengan umat agama lainnya.

Romo Vikjen kemudian melanjutkan dengan prosesi penerimaan sakramen penguatan kepada segenap umat yang didampingi oleh Ketua Lingkungan masing-masing. Hal ini merupakan pengalaman perdana Romo Vikjen sehingga beliau berharap agar kiranya makna sakramen penguatan ini menjadi pengalaman iman yang luar biasa bagi beliau dan segenap umat. Di akhir misa, umat penerima sakramen penguatan beserta RomoVikjen, Romo Mardi, dan Romo Bertho diabadikan gambarnya sesuai wilayah diteruskan dengan per lingkungan. Penerimaan Sakramen Penguatan pun usai menjelang tengah hari dan perhatian umat dialihkan pada persiapan acara kedua yaitu Silaturahmi Antar Tokoh Umat Beragama yang bertempat di Aula Alexander – Gereja Katolik Kristus Raja.

Silaturahmi Antar Tokoh Umat Beragama

Satu acara yang dihelat di sore hari adalah silaturahmi yang mengetengahkan dialog antar tokoh umat beragama. Hal yang menarik adalah bagaimana segenap among tamu dan para Romo mengenakan busana tradisional Jawa mulai dari beskap untuk pria dan kebaya untuk para wanita sebagai ejawantah dari tema persaudaraan dan benang merah terkait acara penutup yaitu pagelaran wayang kulit. Dari berbagai tamu undangan, selain Romo Vikjen Keuskupan Bogor dan segenap Romo di Paroki Kristus Raja-Serang, nampak hadir Ketua MUI Provinsi Banten, Pembimas Hindu Provinsi Banten, FKUB Banten, dan segenap tamu dari berbagai instansi pemerintahan Provinsi Banten. Satu kesempatan yang langka di tengah upaya untuk menciptakan kondisi kondusif dalam kehidupan berbangsa bernegara yang berkebhinekaan.

Perwakilan dari tamu undangan juga memberikan opini melalui sambutan-sambutannya dengan misi yang sama yaitu menciptakan toleransi antar umat beragama.  Acara hari ini diharapkan mampu menjadi pemicu kegiatan serupa yang bisa diselenggarakan oleh umat agama lain dengan tujuan meningkatkan silaturahmi antar umat beragama. Jika halini terwujud maka berbagai potensi intoleransi dapat diredam dan persaudaraan sejati dapat tercipta di tengah kemajemukan umat khususnya di Provinsi Banten ini. Acara silaturahmi diselingi dengan penampilan paduan suara Laudate Christe Paroki Kristus Raja yang menyanyikan beberapa lagu nasional dan ditutup dengan makan malam bersama.

Pagelaran Wayang Kulit

Rangkaian acara penutupan perayaan Paskah 2017 berpuncak pada pagelaran wayang kulit dengan lakon “AJI PANCASONA” yang dibawakan oleh Ki Dalang Sambowo Agh.S.Sn. dari Solo dengan diiringi Karawitan Irama Katon. Romo Mardi selaku Romo Paroki dalam sambutan singkatnya mengemukakan bahwa pagelaran wayang kulit yang diselenggarakan merupakan wujud nyata dari rasa cinta kepada kesenian daerah sebagai cerminan budaya asli Indonesia. Sedangkan lakon yang dipilih memiliki makna bahwa sebagai manusia biasa hendaknya kita tidak terjebak dalam ilmu atau agama yang kita yakini dengan mengorbankan toleransi dengan mereka yang berilmu atau beragama lain. Semuanya hendaklah dikembalikan pada semboyang bangsa ini yaitu Bhineka Tunggal Ika dimana segala perbedaan yang ada tetap harus diwujudkan pada kesatuan yang solid dan penuh toleransi. Pagelaran wayang kulit akhirnya dimulai dengan diserahkannya tokoh wayang Subali dariRomo Mardi kepada Ki Dalang Sambowo,

Antusiasme penonton ternyata luar biasa karena acara ini terbuka untuk umum dan gratis sehingga dijumpai juga umat dari agama lain yang menyaksikan pagelaran wayang kulit hingga usai. Sepanjang pagelaran penonton disuguhi aneka jajan tradisional danjuga santap malam yang merupakan kerja sama antara Paroki dan Biro Kesejahteraan Rakyat Provinsi Banten. Penonton selain dari daerah Serang ternyata ada yang berasal dari Cilegon dan Cikande yang berharap bahwa pagelaran bisa rutin digelar setiap tahun untuk memenuhi rasa kangen atas kesenian tradisional utamanya bagi mereka yang hidup di perantauan.

Terimakasih kepada Pemerintah Provinsi Banten, segenap Tokoh Umat Beragama, Vikjen Keuskupan Bogor, Romo Paroki dan seluruh Romo di Paroki Kristus Raja – Serang, serta seluruh umat yang menyemarakkan acara Penutupan Perayaan Paskah kali ini. Selain itu, penghargaan dan terimakasih kepada segenap panitia Sakramen Penguatan dan Silaturahmi Antar Tokoh Umat Beragama atas kerja keras dan pelayanan penuh kasih yang telah dipersembahkan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk meningkatkan silaturahmi dan mengembangkan toleransi anta rumat beragama. Berkah Dalem. ( KOMSOS Paroki Kristus Raja-Serang)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!