Umat Cipanas Merayakan 15 Tahun Imamat Romo Widi OFM

Loading

Cipanas – Keuskupanbogor.org: Pada tanggal 27 September 2018, umat di paroki St. Maria Para Malaikat Cipanas mengadakan misa syukur atas Imamat 15 tahun RP. Ignatius Widiaryoso OFM (Romo Widi) dan Adorasi di Gereja Cipanas. Misa yang dimulai pukul 17.00 itu juga bertepatan dengan perayaan St. Vinsensius de Paul, santo yang terkenal sebagai rasul cinta kasih bagi kaum miskin dan penghibur orang-orang sakit.

Homili dibawakan oleh Romo Widi dengan penuh semangat dan rasa syukur. Dalam perjalanan kehidupan Romo, Romo dibentuk di dalam sebuah keluarga seorang tentara. Ia menyampaikan bahwa sejatinya keluarga adalah Gereja kecil, dan setiap dari kita dipanggil secara istimewa oleh Tuhan. Salah satu contoh panggilan Tuhan untuk kita di dalam keluarga adalah panggilan hidup sebagai sepasang suami dan istri. Untuk menjalani panggilan ini, kita perlu menjalin relasi yang baik dengan sesama. Relasi ini sangat penting, terutama untuk mendukung panggilan rahmat Tuhan.

Panggilan terindah

Menurut Romo Widi, panggilan seseorang untuk menjadi seorang Romo bukanlah untuk sebuah prestasi, tetapi karena ingin memiliki relasi dengan Kristus. Iman yang teguh akan Tuhan yang tidak akan pernah meninggalkan hamba-Nya inilah yang membuat kita harus terus menjadi seorang murid Tuhan yang setia. Seperti kata Paus Fransiskus, jika seorang imam jatuh, maka kita perlu untuk saling mengingatkan supaya kita tetap setia kepada Tuhan. Karena panggilan hidup sebagai seorang imam dan keluarga adalah sebagai panggilan terindah dari Tuhan.

Romo Widi juga mengutip ayat dari Roma 12:1 “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: Itu adalah ibadahmu yang sejati”. Ayat ini meneguhkan kita untuk dapat menjalankan tugas panggilan kita, karena tertulis di dalam injil Markus 14:38 “ Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut tetapi daging lemah”.

Misa ditutup dengan Adorasi serta penampilan slideshow foto-foto dari Romo Widi OFM, pada saat masih kecil sampai dengan di seminari. Acara kemudian dilanjutkan kembali di aula gereja, dengan pemotongan tumpeng yang diberikan kepada ibunda tercinta dari Romo Widi OFM yang hadir juga bersama adik-adik beserta keluarga. Proficiat untuk Romo Widi OFM, semoga dalam menjalankan tugas panggilan Allah, romo tetap menjadi sebuah batu penjuru sekalipun dibuang oleh tukang-tukang bangunan, seperti Yesus Sang Mesias. Tuhan Memberkati. Amin. (Thea Valentina Fanny/Gema Suci)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!