Tentang Keuskupan
Keuskupan Bogor merupakan keuskupan sufragan dari Keuskupan Agung Jakarta. Awalnya, Keuskupan Bogor didirikan sebagai Prefektur Apostolik Sukabumi pada tanggal 9 Desember 1948, memisahkan diri dari Vikariat Apostolik Batavia. Perlahan-lahan, seiring meningkatnya jumlah umat, statusnya ditingkatkan menjadi Keuskupan Bogor pada tanggal 3 Januari 1961. Saat ini, Keuskupan Bogor melayani sekitar 90,000 umat di 22 paroki yang tersebar di sebagian wilayah Jawa Barat dan Banten, dan berpusat di Gereja Katedral Beatae Maria Virginis (BMV) di kota Bogor. Saat ini, Keuskupan Bogor dilayani oleh 141 imam. Imam diosesan (praja) dikembangkan sejak awal di Keuskupan Bogor dan sekarang berjumlah 66 orang, imam OFM 20 orang, CSE 43 orang, CP 4 orang, SJ 2 orang, SVD 3 orang, dan MSC 3 orang. Kontak pertama agama Katolik yang dibawa para pedagang Portugis dengan penduduk Banten yang beragama Hindu terjadi di awal abad ke-16. Namun, baru pada pertengahan abad ke-19 Bogor dikunjungi oleh imam dari Batavia (Jakarta) untuk merayakan Ekaristi. Pada 1885 Pastor MYD Claessens Pr menetap di Bogor. Ia juga mendirikan gereja di Sukabumi (1896) dan membangun gereja yang sekarang menjadi Katedral Bogor. Pada tahun 1929 imam-imam Fransiskan (OFM) mulai bekerja di Batavia (Jakarta) dan berangsur-angsur mereka membina stasi-stasi Rangkasbitung (1933), Cianjur (1933), Cicurug (1934), dan Serang (1939). Dalam perkembangan selanjutnya, dibentuklah suatu Prefektur Apostolik Sukabumi dan dipisahkan dari Vikariat Apostolik Batavia (Jakarta) pada 9 Desember 1948. Pembinaan prefektur tersebut diserahkan kepada Ordo Fransiskan (OFM). Dengan berdirinya hierarki Gereja Katolik mandiri di Indonesia pada 3 Januari 1961, paroki Bogor digabungkan dengan Prefektur Apostolik Sukabumi menjadi Keuskupan Bogor.
Visi
Keuskupan Bogor menjadi ‘communio‘ dari aneka komunitas basis yang beriman mendalam, solider dan dialogal, memasyarakat dan misioner.Misi Keuskupan Bogor menghadirkan Kerajaan Allah, dengan mengabdikan diri secara aktif dalam meningkatkan keimanan dan martabat manusia melalui pemberdayaan semua potensi.