Renungan Harian Selasa, 5 Februari 2019 PW. St. Agata, Perawan dan Martir Bacaan : Ibrani 12:1-4, Markus 5: 21-43
Ada rasa kecewa (dan merasa gagal) saat seorang umat meminta bantuan imam untuk memberikan Sakramen Pengurapan Orang Sakit tetapi di tengah perjalanan orang yang sakit sudah meninggal. Sudah berjuang sekuat tenaga tetapi ternyata Tuhan berkendak lain. Tidak mudah untuk bisa menerima kenyataan ini.
Dalam kisah penyembuhan anak berusia 12 tahun yang sedang sakit dan sekarat, seorang ayah yang bernama Yairus mencari Yesus dan meminta agar Yesus datang meletakkan tangan atas anaknya itu agar ia sembuh. Sesaat sebelum tiba, kabar dukacita terdengar. Anak yang sakit tadi sudah tidak bernyawa. Suara tangisan dan keributan terjadi dalam rumah. Anggota keluarga pun berkata pada Sang Ayah “Anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?”.
Dalam kisah Markus ini ditampilkan bahwa sebelum Yesus menyembuhkan anak Yairus, perjalanan Yesus sempat tertunda karena ada seorang wanita yang sakit pendarahan selama 12 tahun menjamah jubah Yesus agar ia alami kesembuhan. Dalam peristiwa ini, Yesus pun segera melihat sekeliling dan mencari tahu siapa yang telah mengambil energi dari-Nya di tengah kerumunan itu. Setelah mengetahuinya, Yesus pun berkata dengan tenang “Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!”
Berkaca dari perjuangan Yairus dan wanita yang alami pendarahan, ternyata ujian terberat berjuang bersama Yesus itu adalah menahan diri dari godaan mendengarkan perkataan orang-orang sekitar. Dalam kisah Yairus, bisa saja Yairus langsung kecewa dan ragu atau marah. Tetapi Yesus mendengarnya dan tidak menghiraukan perkataan mereka, Ia berkata kepada Yairus: “Jangan takut, percaya saja, dan anakmu akan selamat.” Di sinilah kita memang harus belajar percaya dan fokus saja pada sabda Tuhan.
Cukupkan dan teguhkan diri kita dengan pernyataan Yesus saja bukan dengan pernyataan manusia yang kadang-kadang melemahkan iman dan perjuangan kita. Tetap semangat berjuang dan taat dalam Tuhan meski orang sekeliling memandang sia-sia dan tak mempedulikan.
Selamat Tahun Baru Imlek dan Tuhan memberkati.
Penulis : RD David