Karena itu yang dipersatukan Allah janganlah diceraikan oleh manusia.” ( Mrk 10:9)
Renungan Harian
Jumat, 1 Maret 2019
Jumat Pertama; HR St. Felix
Bacaan : Sir 6:5-17, Mrk 10:1-12
Bacaan Injil hari ini menegaskan perihal kesetiaan hubungan suami istri. Gereja menegaskan bahwa perkawinan itu kudus. Kekudusannya dirawat lewat kesetiaan pasangan. Hal yang wajar bahwa dalam perjalanan hidup berumah tangga berbagai masalah datang silih berganti. Justru dalam permasalahan tersebut, kesetiaan mendapatkan ujiannya. Setia itu mahal karena harus lulus melalui ujian-ujian yang tidak mudah.
Keluarga yang bahagia bukan keluarga yang tanpa masalah, tetapi keluarga yang mampu bertahan dalam rahmat kesetiaan, pengampunan dan kasih terlebih dalam kondisi-kondisi penuh tantangan, cobaan dan rintangan. Seorang suami mendapatkan cobaan pada saat ia mampu memiliki segalanya. Sementara seorang istri mendapat cobaannya pada saat suami tidak memiliki apapun. Salah satu yang sering saya promosikan pada pasangan-pasangan zaman sekarang adalah saat bangun tidur lihatlah pasangannya terlebih dahulu, bukan lihat hp-nya. Anda menikahi seorang pribadi bukan menikahi gadget.
Ujian kesetiaan zaman sekarang ini begitu merajalela. Butuh kekuatan komunikasi yang mendalam antara pria dan wanita sebagai suami istri bukan sekedar komunikasi via wa dsb. Spiritualitas hidup perkawinan tergerus dengan arus dunia teknologi komunikasi, kecanduan gawai /game, tuntutan ekonomi yang menghabiskan waktu dalam keluarga, dan sebagainya. “Kapan terakhir kali anda mencium pasangan anda? Kapan terakhir kali anda mengucapkan terima kasih kepada pasangan anda? Kapan terakhir kali anda mendoakan pasangan anda dan berdoa bersama dalam keluarga?”
Tuhan terima kasih atas pasangan hidup yang Kau anugerahkan. Ajarlah aku selalu setia dan penuh kasih padanya.
Penulis : RD David
Sama porsinya dengan setia pada imamat ya Romo.
Semua pilihan panggilan hidup akhirnya merupakan perjuangan kesetiaan.
Jika terjadi ketidaksetiaan, apa yang harus dilakukan Mo?
Bagaimana cara menyembuhkan luka?
kembali ke titik awal…apa yang membuat dulu berkomitmen setia? Masih adakah nilai nilai itu sekarang? Saling introspeksi diri