Renungan Harian
Senin, 5 Agustus 2019
Pekan Biasa XVIII
Bacaan : Bilangan11 : 4b-15, Matius 14 : 13-21
Mereka tidak perlu pergi. Kalian saja yang memberi makan mereka. (Matius 14 : 16)
INGINNYA menghindar. Cari aman. Inginnya tak mau repot. Bukan merasa tugas dan tanggung jawabnya. Jadi, untuk apa mempersulit diri sendiri?
Mungkin hal itu yang ada di benak para murid. Apa daya, Yesus justru memberi perintah kepada para murid-Nya untuk memberi makan pada sekumpulan banyak orang yang mengikuti Yesus.
Hidup bersama dan di dalam Tuhan tidak pernah mengajarkan kita untuk cuek. Di tengah zaman yang marak dengan narsisme dan egoisme, kita dapat mencontoh Yesus untuk mencintai pilihan kita dengan total. Maksud dengan total, yakni ada unsur kesetiaan di dalamnya: setia untuk memberi, setia untuk mendengarkan, setia untuk berkorban, bahkan sampai setia untuk bertahan dalam penderitaan akibat usaha mencintai.
Melalui penyaliban-Nya, Yesus dengan tegas telah mencontohkan bagaimana kesetiaan tersebut diwujudkan. Yesus mencintai umat manusia bukan untuk diri-Nya sendiri, namun demi keselamatan dan kebahagiaan kita.
Kita perlu merefleksikan kembali apakah kita sudah setia dengan pilihan-pilihan kita, seperti pekerjaan, pasangan hidup, panggilan, dan lain-lain. Terkadang rutinitas yang monoton dan kurangnya passion menjadikan cinta kita kurang total. Unsur egoistis do ut des (pamrih) juga terkadang membuat kita hanya memikirkan diri sendiri.
Akibatnya, kita pun sering khawatir, apakah yang kita miliki saat ini cukup untuk hidup ke depannya? Yesus mengajarkan hal sebaliknya: Syukuri dan bagikan, maka niscaya kita tidak akan pernah kekurangan. Kisah lima roti dua ikan telah mengisyaratkannya. Tuhan tidak minta banyak. Bukan karena kelimpahan lalu baru mau memberi.
Semoga kita semakin setia pada pilihan-pilihan hidup yang telah kita buat, dan semakin total dalam mencintai Tuhan dan sesama melalui pemberian kita.
Tuhan, ajari kami hari ini untuk siap memberi dari keterbatasan sebagai wujud totalitas cinta kami pada-Mu dan sesama. Amin.
(RD. David Lerebulan/Fr. Ignatius Bahtiar Tumanggor)