Sabtu, 10 Agustus 2019
Pesta St. Laurensius, Diakon dan Martir
Bacaan I : Kor. 9: 6-10
Mazmur : Mzm. 112: 1-2.5-6.7-8.9
Bacaan Injil : Yoh. 12: 24-26
Burung pelikan adalah jenis burung yang hidup di dekat air. Burung ini memiliki paruh yang panjang. Fungsi paruh ini untuk menaruh makanan yang akan diberikan kepada anak-anaknya. Tentu ikan adalah makanan burung ini. Burung pelikan juga bagi gereja menjadi simbol pengorbanan. Dikatakan sebagai simbol pengorbanan karena ketika induk pelikan tidak dapat menemukan makanan untuk anak-anaknya, ia akan mematuk atau menusukkan paruhnya ke dadanya. Darah dari dadanya akan mengucur lalu kemudian anak-anaknya akan mengambil darah itu sebagai makanannya. Induk pelikan rela melukai dirinya agar anak-anaknya dapat makan dan hidup.
Analogi tentang burung pelikan di atas menjadi sangat menarik. Tepat pada hari ini kita merayakan pesta seorang santo yang rela mati demi imannya dan menjadi seorang martir yakni Santo Laurensius. Santo Agustinus berkata tentang kemartiran Laurensius “Pengorbanan diri Laurensius sejalan dengan apa yang diterimanya di altar. Ia cinta akan Kristus di dalam hidupnya dan mengikuti-Nya di dalam maut.” Pengorbanan yang dilakukan oleh Laurensius menyatakan bahwa ia betul cinta terhadap Kristus. Teladan Kristus ia ikuti bahkan ketika banyak orang memilih untuk ‘mencari aman’ dia rela membela iman hingga mati.
Bacaan-bacaan kali ini pun berbicara tentang pemberian diri. Kristus sudah memberikan diri-Nya kepada kita bahkan hingga Ia mati di kayu salib. Sebagai orang yang mengimani Kristus, kita pun hendaknya mengikuti apa yang sudah diajarkan kepada kita. Memberi diri mengikuti Kristus dengan meninggalkan segala kenyamanan yang sudah kita dapatkan. Ketika kita mampu memberi diri dan menjadi pengikut Kristus dengan sungguh maka kita akan mendapat balasan yakni buah-buah yang berlimpah. Sama seperti biji gandum yang harus jatuh ke tanah dan mati, maka dia akan menghasilkan buah-buah yang sangat berlimpah. Begitupun dengan kita yang rela memberi diri kita secara total kepada Tuhan. Dengan pelayanan kita, dengan perbuatan kasih kita, dengan segala kebaikan kita. Maka buah-buah berlimpah seperti hidup bersama Bapa suatu saat nanti akan kita peroleh. Pengorbanan kita akan berbuah baik pada saat-Nya.
Fr. Constantin Reynaldo