Jangan Jadi Seperti Nobita

Loading

Rabu, 13 November 2019
Pekan Biasa XXXII
Bacaan I   : Keb. 6: 1-11
Mazmur     : Mzm 82: 3-4.6-7
Injil      : Luk. 17: 11-19

ADA yang ingat dengan Doraemon? Doraemon adalah film kartun tentang robot kucing yang berasal dari abad 22 yang dikirim ke abad 20 untuk membantu Nobita. Doraemon tidak segan-segan memberikan alat-alat canggih, seperti baling-baling bambu, pintu ke mana saja, sarung tangan super, dan masih banyak lagi. Alat-alat semacam itu didapat Doraemon dari kantong ajaibnya. Doraemon tidak pelit merogoh alat apa saja di dalam kantong ajaibnya guna mengurangi kesulitan-kesulitan atau memenuhi keinginan dari Nobita. Nobita yang selalu kesulitan dalam pelajaran dan pergaulan merasa senang sekali berkat pertolongan Doraemon. Kendati demikian, Nobita tidak pernah betul-betul berterima kasih dan bersyukur  akan kehadiran dan bantuan dari Doraemon. Ketika Doraemon ingin meninggalkan Nobita, di saat itulah Nobita benar-benar merasa kehilangan dan sedih.

Injil hari ini menceritakan tentang sepuluh orang kusta yang disembuhkan Yesus di perbatasan Samaria dan Galilea. Kala itu, para penderita kusta dikucilkan dari pergaulan masyarakat karena penyakit kusta dapat menular dan susah disembuhkan, bahkan para penderita kusta dipandang najis. Penyakit kusta membuat para penderita mempunyai status sosial yang rendah. Mereka sulit untuk bertahan hidup karena komunikasi dan kontak yang sangat dibatasi. Ketika sudah sembuh, para penderita kusta akan diterima kembali oleh masyarakat. Indikator dapat dikatakan sembuh atau tidak adalah setelah diperiksa dan dinyatakan tahjir oleh seorang imam sembari membawa persembahan.

Injil mengisahkan Yesus menyembuhkan sepuluh orang kusta hanya dengan menyuruh mereka memperlihatkan diri kepada imam-imam. Di tengah jalan untuk melaksanakan perintah tersebut, kesepuluh orang kusta tersebut sembuh secara mengejutkan. Akan tetapi, hanya satu orang yang kembali kepada Yesus untuk memuliakan Allah. Orang tersebut sadar bahwa kesembuhannya datang dari Allah sehingga ia mempunyai rasa syukur dan terima kasih. Padahal, orang tersebut adalah orang Samaria yang notabene dianggap asing dan kafir oleh orang Israel.

Dalam masa-masa sulit, kerap kali kita mengharap agar orang lain peduli dan menolong. Perhatian dan pertolongan sekecil apapun itu akan terasa amat berharga, bahkan tak jarang orang yang sedang merasa kesulitan meminta pertolongan secara langsung kepada orang lain. Akan tetapi, ketika sudah ditolong dan dipermudah hidupnya, seberapa sering kita bersyukur dan berterima kasih dengan tulus kepada orang tersebut? Nobita sering meminta bantuan kepada Doraemon, namun dia sering lupa untuk bersyukur dan berterima kasih kepada Doraemon. Doraemon hanya dibutuhkan sebatas pemuas kebutuhan di kala sedang merasa kesulitan, setelah itu dapat dilupakan dan dikecewakan. Berbeda dengan satu orang Samaria yang dengan sadar kembali lagi kepada Yesus dan berterima kasih. Perasaan nyaman telah dibantu dan dipermudah oleh orang lain kerap kali malah mengundang pemikiran bahwa orang tersebut adalah alat yang dapat diperas. Dengan demikian, tak jarang kita lupa untuk berterima kasih dan bersyukur, atau bahkan lupa untuk mengajak orang tersebut dalam masa-masa sukses kita.

Ketika masa sulit, tidak salah kita meminta bantuan kepada Tuhan, namun jangan juga kita melupakan Tuhan ketika kesulitan kita telah teratasi. Sebagai orang beriman, kita perlu melibatkan Tuhan dalam masa-masa sulit dan masa-masa sukses kita, dalam kesedihan dan kebahagiaan kita. Mengingat dan tetap mengandalkan Tuhan dalam masa-masa sukses dan bahagia merupakan salah satu cara mengucap syukur dan memuliakan Tuhan. Dengan cara tersebut, kita telah mengakui Tuhan berperan penting dalam menciptakan kesuksesan dan kebahagiaan dalam hidup. Mari kita datang kepada Tuhan setiap saat. Jangan sampai kita jadi Nobita! (Fr. Ignatius Bahtiar)


Allah yang penuh belas kasih, dari-Mu lah semua berkat dan kebaikan yang kami miliki. Semoga dalam masa sulit maupun senang, kami selalu mengingat dan mengandalkan Engkau, sebab itulah yang Engkau kehendaki bagi kami di dalam Yesus Kristus. Amin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!
Enable Notifications OK No thanks