Dari Sempit Jadi Luas

Loading

  • Sabtu, 25 Januari 2020
  • Bacaan I : Kis 22 : 3-16                                                                      
  • Bacaan Injil : Mrk 16: 15-18                                      
  • Pesta Bertobatnya Santo Paulus, Rasul

            Pada hari ini Gereja Katolik merayakan pesta bertobatnya Santo Paulus. Tokoh yang punya semangat yang berkobar-kobar. Gaya katekese yang tegas namun penyampaian yang penuh kelemah-lembutan menjadi ciri khas Santo Paulus. Bila kita menengok sejarah, Paulus merupakan agen pendobrak terciptanya universalitas keselamatan hingga ke ujung dunia. Tertulis jelas dalam Kisah Para Rasul bahwa dalam Konsili Yerusalem sempat terjadi perdebatan mengenai orang-orang yang berada di luar Yahudi;(bdk Kis 15) Rasul Paulus-lah yang membuka kemungkinan Gereja Yerusalem yang sempit terbuka bagi dunia yang luas.

            Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, Rasul Paulus pada permenungan hari ini mengajak kita untuk berani berpikir lebih terbuka pada banyak kemungkinan. Rasul Paulus adalah seorang pewarta yang gigih dan tangguh, layaknya seorang ksatria. Maka sungguh benar dalam lukisan santo-santa, Rasul Paulus digambarkan sedang membawa pedang. Hal ini menandakan bahwa ia seorang laskar Kristus. Semula pedang kekerasan yang ia hunuskan, kali ini pedang kasih yang Ia tawarkan. Tahun 2020 merupakan tahun dialog, Rasul Paulus dirasa menjadi figur yang tepat untuk membuka pemikiran yang sempit bagi iman yang luas.

            Rasul Paulus adalah tokoh sentral bagi kekristenan, yang mana dapat saya syukuri sebagai orang Indonesia. Agama Katolik ada di Indonesia, salah satunya berkat jasa Rasul Paulus yang tidak jemu-jemu mewartakan Kristus sampai ke ujung dunia. Seorang Saulus menjadi Paulus yang memiliki sifat pemberani.  Menjadi bagian khas dari dirinya sebagai seorang pewarta injil. Pada bacaan pertama, Rasul Paulus tidak malu mengenai masa lalunya yang kelam, tetapi dengan penuh percaya diri menceritakannya. Dari seorang Yahudi yang fanatik sampai akhirnya Ia menjadi saksi keselamatan yang diberikan oleh Yesus Kristus. Injil Markus kerap menegaskan kepada kita yang menjadi pengikut Kristus, atau dalam tulisanya ‘murid Kristus’ bahwa kita harus berani mewartakan injil dan membaptis orang yang percaya. Sebab Yesus tetap menyertai mereka dengan aneka macam anugerah.

            Saudara-saudari yang terkasih percayalah, bahwa ketika engkau meminta maka engkau akan diberi, ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu (Mat 7:7). Allah sungguh mengasihi orang-orang yang berdosa dan mau membuka diri untuk menerima rahmat yang lebih luas. Jangan mempersempit diri kita dengan membenarkan hidup yang bergumul dalam dosa. Berdoalah selalu agar di dalam diri yang lemah, kekuatan Kristus nyata bekerja. Fr. Petrus Damianus Kuntoro

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!