Meneladan Santo Markus

Loading

Sabtu, 25 April 2020

Pesta Santo Markus, Penulis Injil

Bacaan I  : 1Ptr 5:6b-14

Bacaan Injil : Mrk 16:15-20

Apa itu injil? Menurut Markus injil adalah Yesus anak Allah (Mrk 15: 39; 3:11; 5:7; 9:7). Sebutan ini menjadi kunci esensi Yesus Kristus sebagai Mesias menurut Markus, dan menjadi titik tolak yang penting bagi kepercayaan iman Kristiani. Segala tindakan Yesus, hidup Yesus, dan karya keselamatan-Nya harus diberitakan hingga ujung dunia.

Saudara-saudari, hari ini Gereja bersukacita memperingati Pesta Santo Markus. Untuk itu mari sejenak kita mengenal lebih dalam sosok Santo Markus. Pada bacaan pertama,kita dapat melihat Santo Markus sebagai salah satu orang terdekat Rasul Petrus (ay 13). Kedekatan antara dua tokoh ini juga mempengaruhi gaya penulisan Injil Markus. Ada kemungkinan juga Santo Markus banyak mengetahui tentang Yesus Kristus melalui kesaksian langsung Rasul Petrus. Bahkan Papias, seorang uskup Hierapolis di Frigia memberi keterangan bahwa Markus adalah sekretaris dari Rasul Petrus.

Ia dipanggil Yohanes Markus, seorang yang memiliki kedekatan dengan para murid Yesus yaitu; Barnabas dan Paulus (Kis 12:25). Markus sosok yang sebenarnya cukup dekat dengan kehidupan Yesus, namun bukan murid-Nya. Hal itu ditulisnya sendiri dalam Injilnya, “ada seorang anak muda, yang pada waktu itu hanya memakai sehelai kain lelan untuk menutup badannya, mengikuti Dia.”(Mrk 14: 51). Anak muda yang dimaksud tidak lain adalah Markus sendiri.

Mengapa Ia tertarik kepada Yesus, kemungkinan karena Ia adalah sosok yang sejak awal dipilih Allah sebagai perantara. Kisah akhir Santo Markus yaitu di Mesir karena Rasul Petrus dan Paulus dibunuh oleh kaisar Nero. Santo Markus dikenal sebagai Hieronimus atau “bapa para pertapa di gurun pasir mesir” dan diangkat menjadi Uskup Aleksandria. Tanggal lahir dan kematiannya tidak diketahui dengan pasti, namun jenazahnya dibawa ke Venesia dan  relikuinya disimpan di Basilika Santo Markus.

Saudara-saudari yang terkasih, sosok Santo Markus merupakan tokoh iman yang cukup radikal. Sejak masih kecil imannya menuntuk dirinya kepada Yesus Kristus, dan perjuangannya menuliskan Injil merupakan buah yang patut kita contoh. Situasi yang dialami Santo Markus dapat juga dijadikan permenungan kita saat ini. Semoga masa karantina tidak menyurutkan iman kita untuk menggali lebih dalam dengan budaya membaca dan berdoa.

[Fr. Petrus Damianus Kuntoro]


Allah Bapa Maha-Penyayang, hamba-Mu Santo Markus mengajarkan kami untuk berani secara radikal mengimani Engkau dalam diri Yesus Kristus. Tuntun dan bimbing kami selalu agar dapat secara kreatif mewartakan kabar sukacita-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

error: Content is protected !!
Enable Notifications OK No thanks