Sabtu, 30 Mei 2020 Hari Biasa Pekan Paskah VII Bacaan I : Kis 28:16-20.30-31 Bacaan Injil : Yoh 21:20-25
Umat Allah, terdorong oleh iman bahwa mereka dibimbing oleh Roh Tuhan yang memenuhi seluruh bumi, berusaha mengenali,…, mana sajakah dalam semua itu isyarat-isyarat sejati kehadiran atau rencana Allah (GS 11).
Dalam Injil hari ini, Yohanes sejenak menarasikan misteri tentang kehidupan dan kematian murid yang dikasihi. Dikatakan jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu (ay 22). Bahwa semua itu bukan urusan mereka. Namun ungkapan yang lebih penting terdapat pada ayat 24, ‘dialah murid yang memberi kesaksian tentang semua ini…’. Kemauannya untuk tetap tinggal sebagai saksi mata demi menuliskan Injil ini merupakan dasar dari kebenaran yang perlu direnungkan. Murid yang dikasihi sungguh mengabdikan seluruh hidupnya untuk pewartaan. Roh Kudus dalam hal ini mendampingi seluruh karya dan hidupnya. Demikian juga terjadi pada Rasul Paulus. Dalam bacaan pertama yang kita renungkan hari ini, Paulus selalu mempunyai cara kreatif untuk mewartakan Injil (Kabar Sukacita). Situasi Rasul Paulus yang berada di dalam penjara saat itu tidak menyurutkan semangatnya untuk memberitakan Kerajaan Allah (ay 31). Menjadi pengikut Yesus Senantiasa memelihara imannya melalui karunia Roh Kudus.
‘Aku akan mengutus Roh Kebenaran… ia akan memimpin kami ke dalam seluruh kebenaran’ demikian kutipan bait pengantar Injil hari ini yang diambil dari Yoh 16:7.13. Allah mengaruniakan Roh Kudus (bdk. Yoh 16:7) agar semua manusia dapat selamat dan mengenal kebenaran(1 Tim 2:4). Roh Kudus pula yang menuntun umat Allah agar berhimpun dalam prinsip kesatuan Gereja dalam Kristus(1Kor 12:4-11). Demi menjadikan para murid memahami kebenaran yang ada di dunia, salah satunya Yesus Kristus mengutus Roh kudus sebagai penasehat. Rasul Paulus dan murid yang dikasihi senantiasa berdoa memohon penyertaan Roh Kudus selalu, agar dalam segala pelayanan dan karyanya dijauhkan dari maksud-maksud jahat yang merusak relasi antara Allah dengan ciptaan maupun sesama ciptaan. Demikian kita sebagai murid-Nya di jaman sekarang.
Teladan Santa Theresia Lisieux patut menjadi contoh bagi kita untuk mengenal Roh nasihat. Dalam Bukunya The Story of Soul, ia berkata, “Yesus tidak membutuhkan buku-buku atau guru untuk mengajar jiwa-jiwa. Dia adalah guru segala guru, mengajar tanpa kata-kata”. Selama hidupnya, Santa Theresia menyerahkan dirinya secara total akan tuntunan Roh Kudus yang berasal dari Bapa dan Yesus Kristus. Karunia nasihat senantiasa membimbing hidupnya untuk terus di dalam hadirat Tuhan. Dunia spiritual mengenalnya dengan istilah discernment of spirit, Roh nasihat senantiasa membantu kita untuk dapat memilah mana yang sungguh-sungguh berasal dari Allah mana yang berasal dari si jahat.
[Frater Petrus Damianus Kuntoro]Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus, Tritunggal Maha-Kudus, kami bersyukur atas hamba-hamba-Mu yang dengan berani menjadi saksi pewartaan Injil-Mu ke seluruh dunia. Sertailah mereka Roh Penasehat yang menuntun mereka untuk selalu berada di jalan yang benar. Amin