Senin, 6 Desember 2021
Pekan Adven II
Yes. 35:1-10
Luk 5:17-26
Sebagai orang beriman, hari ini kita diingatkan untuk mengembangkan iman kita dalam komunitas, dalam sebuah keluarga. Kisah orang-orang yang membawa orang yang lumpuh kehadapan Yesus menjadi gambaran bagi kita semua bahwa iman kita adalah iman yang membangun kekeluargaan. Dimensi keluarga atau komuniter tidak mungkin kita lepaskan ketika kita berbicara tentang iman, apalagi usaha untuk menghidupi iman.
Dimensi komuniter menjadikan orang yang lumpuh itu mampu berjumpa dengan Yesus dan mendapat kesembuhan dari-Nya. Kesembuhan bukan dari orang-orang yang ada di sekitar orang lumpuh itu, namun kesembuhan itu tetap berasal dari Yesus. Yesus lah yang menjadi pusat dalam iman yang komuniter itu. Tanpa Yesus, tidak terbentuk iman Kristiani yang komuniter. Sebuah lingkungan komunitas iman tanpda disertai Yesus di dalamnya, hanyalah sebuah lembaga sosial yang tidak mempunyai spiritualitas.
Si lumpuh menjadi gambaran bagi anggota Gereja yang memerlukan bantuan dan pertolongan. Ia yang memang sungguh tidak bisa berbuat apa-apa karena kelumpuhannya, perlu mendapat perhatian yang lebih. Tidak hanya satu orang, namun empat orang membatu si lumpuh untuk menjumpai Yesus yang selalu menghadirkan diri. Para pengusung menjadi gambaran bagi anggota Gereja yang selalu siap untuk memberikan perhatian bagi mereka yang mengalami kelumpuhan. Tanpa sepatah katapun mereka membawa si lumpuh kepada Yesus. Demikian juga dengan kita anggota Gereja, tanpa menghakimi dan menilai, kita seharusnya memberi bantuan dan pertolongan bagi mereka yang memerlukannya. Kita bersama sebagai anggota Gereja yang Satu, mau tidak mau ikut terlibat dan bertanggung jawab akan kesembuhan mereka yang lumpuh. Di situlah kita terlibat dalam anggota Gereja. Memberi perhatian kepada sesama kita adalah langkah konkret yang paling mungkin dilakukan. Fr. Mikael Galih Pradana