Pertobatan Berawal dari Diri Sendiri

Loading

Selasa, 24 Januari 2022

Pesta Bertobatnya Santo Paulus

Kis 22:3-16;

Mzm 117:1.2;

Mrk 16:15-18.

Pada hari ini gereja merayakan Pesta pertobatan santo Paulus. Rasul Paulus adalah sosok yang istimewa sehingga proses pertobatannya pun dikenang oleh gereja. Memang setiap orang-orang yang dipanggil oleh Allah memiliki latar belakang yang berbeda dari orang pada umumnya di zaman tersebut. Akan tetapi, Rasul Paulus yang memiliki perjalanan hidup yang kelam membuat dirinya disorot dan dijadikan teladan hidup. Hidup sebagai pemburu para pengikut Yesus adalah profesi yang dilakukannya sebelum bertobat. Banyak para murid Yesus yang takut akan sosok yang selalu menghantui mereka.

Banyak yang telah dianiaya hingga nyaris dibunuh oleh Saulus, nama Paulus sebelum bertobat. Akan tetapi ternyata Allah memiliki kehendak yang lain bagi Saulus. Hingga diperjalanannya dalam memburu pengikut Yesus, tepatnya di Damsyik Allah menyapa dia dengan cahaya yang menyilaukan. Tepat setelah itu, mata Saulus menjadi buta. Selanjutnya, ketika tiba di Damsyik, Ananias menyembuhkan mata Saulus atas perintah dari Yesus. Kejadian itu akhirnya membuat diri Saulus bertobat atas perintah Allah dan dibaptislah dirinya. Saulus yang dulunya merupakan penganiaya murid Yesus, sekarang telah berpaling menjadi rasul yang menjadi pewarta kabar gembira bagi seluruh dunia.

Dalam tahap selanjutnya Paulus dalam perjalanannya telah singgah di berbagai tempat dan telah menyadarkan orang-orang di banyak tempat. Melalui surat-surat yang diberitakan bagi umat di kota yang telah tersesat, Paulus menyadarkan orang-orang dari kesalahan mereka. Jika ditelisik lebih mendalam Paulus telah membuat karya penyelamatan bagi umat manusia.

Perjalanan hidup Paulus yang begitu panjang secara tidak langsung ingin membawa kita ke dalam penyadaran bahwa Allah akan tetap mengasihi kita seburuk apapun perbuatan dan masa yang pernah kita lewati. Allah akan terus membuka pintu pertobatan bagi mereka yang mau Kembali ke dalam jalan kebenaran, yaitu Allah sendiri. Kita sebagai umat yang dikasihi Allah sering kali terlena dan tak ayal pada akhirnya masuk ke dalam pencobaan karena berpikir bahwa Allah akan mengampuni kita Kembali.

Menjadi suatu permenungan bagi kita semua bahwa sampai kapan kita akan terus menerus masuk ke dalam lingkaran kesalahan yang tidak pernah putus? Pertobatan adalah suatu rahmat yang telah diberikan Allah secara cuma-cuma tanpa kita harus memberi upeti kepadaNya. Rahmat adalah suatu anugerah yang tidak berikan begitu saja sehingga perlulah kita sadar bahwa kesempatan yang Allah berikan adalah bentuk kasih sayang Allah yang tak terbatas bagi umat manusia.

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, peristiwa titik balik Saulus yang akhirnya menjadi Paulus ingin mengajak kita untuk terus menerus berbenah diri sehingga bisa menyadari diri kita. Agar kita mampu bertobat dari kesalahan-kesalahan kita. Ketika telah diberikan kesempatan hendaklah kita terus memuliakan Allah tanpa henti, layaknya Paulus yang telah menjadi Rasul Kristus. Dia yang terus mewartakan kerajaan Allah diberbagai tempat tanpa adanya keraguan di dalam hatinya. Itu semua dilakukannya karena Paulus sadar bahwa hidup ke dua yang telah dialaminya adalah rahmat pemberian dari sehingga manusia perlu membagikan kabar gembira kepada seluruh umat Allah di tempat lainnya. Kiranya dengan pesta pertobatan Santo Paulus bisa memberikan inspirasi bagi kita untuk terus bertobat dari kesalahan-kesalahan kita dan terus mewartakan kabar gembira bagi semua orang. Tuhan memberkati.

Fr. Jordan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!
Enable Notifications OK No thanks