Sobat muda pasti pernah kan berjumpa dengan pengemis? Pasti pernah berjumpa juga dengan orang kaya kan? Nah, Injil hari ini mengajak kita untuk merenungkan kehidupan orang kaya dan Lazarus yang miskin.
Ketika di dunia, orang kaya itu hidup dalam kemewahan dan penuh sukaria. Tetapi ketika meninggal, ia menderita sengsara. Sedangkan Lazarus, ketika di dunia ia hidup dari mengemis dan dari apa yang jatuh dari meja orang kaya. Namun ketika meninggal, ia duduk di pangkuan Bapa Abraham.
Sobat muda, kita semua diciptakan Tuhan sama semartabat. Namun secara ekonomi, ada yang hidup berkelimpahan dan berkekurangan. Di sekitar kita pun mungkin banyak orang yang hidup serba berkekurangan.
Kita patut bersyukur karena Tuhan mengaruniai kita hidup yang berkecukupan. Syukur itu bisa kita wujudkan dengan solider terhadap sesama yang kekurangan. Hal sederhana yang bisa kita lakukan adalah berusaha menghabiskan makanan yang kita makan.
Mengapa harus menghabiskan makanan yang kita makan?
Itu bukan semata “buang-buang rezeki”, tapi menyisakan makanan di piring itu merampas hak orang miskin, seperti yang dikatakan Bapa Paus Fransiskus. Masa sih kamu tega merampasnya?
Nah, menjadi pengikut Yesus itu bukan “merampas” namun “berpihak”.
SEDERHANA.
So, maukah kamu melakukan hal sederhana yang berpihak pada kaum miskin?
Maukah kamu solider dengan mereka?
Tuhan, terkadang kami melupakan kehadiran-Mu melalui apa yang kami dapatkan setiap hari. Kami hidup dalam kelimpahan berkat-Mu. Tapi kami lupa, bahwa banyak orang di sekitar kami yang hidup berkekurangan. Kami mohon ampun atas segala dosa kami. Kami mohon, gerakkanlah hati kami untuk peduli, solider, dan mau meninggalkan keegoisan, serta keserakahan kami. Terpujilah nama-Mu, ya Tuhan, kini dan sepanjang masa. Amin.
Sr. Paskalia, SFS