Rabu, 02 Maret 2022
Hari Rabu Abu
Bacaan I: Yl. 2:12-18
Mazmur: 51:3-4.5-6a.12-13.14.17;R:3a
Bacaan II: 2Kor. 5:20-6:2
Bacaan Injil: Mat. 6:1-6.16-18.
“Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang.”
Hari ini umat kristiani mempersiapkan diri secara penuh untuk memasuki awal Prapaskah. Sukacita paskah yang akan kita rayakan merupakan bentuk karya keselamatan Allah kepada manusia. Kasihnya yang total membuat manusia merasakan keselamatan yang hadir dalam diri Yesus Kristus. Oleh karena itu, hari ini kita diajak untuk mengarahkan segala kehidupan yang telah dijalani dan akan dijalani kepada Kristus. Rabu Abu yang kita peringati merupakan lambang ketidakabadian dan pertobatan umat kristiani. Gereja menyadari bahwa kehidupan yang kita jalani ini tidak selalu abadi, maka Gereja dengan semangat cinta kasih memanggil kita untuk hidup dalam semangat pertobatan sejati.
Dalam bacaan pertama, kita telah mendengar bahwa Tuhan bersabda, “Berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan mengaduh”. Terkadang kita larut di dalam kehidupan duniawi yang tak terbatas ini, terkadang kita lupa bahwa Tuhan telah memberikan rezeki yang cukup, terkadang kita egois terhadap orang lain, terkadang kita sombong dengan segala yang telah dimiliki, namun terkadang kita sadar bahwa tindakan itu tidak sesuai dengan keinginan Allah. Kesadaran penuh akan dosa-dosa yang telah kita perbuat sebaiknya ditebus melalui pertobatan sejati. Pertobatan pula jangan hanya dianggap sebagai tradisi semata melainkan sebuah keyakinan bahwa diriku ini telah dipulihkan kembali oleh Allah untuk menjadi perpanjangan cinta kasih kepada orang lain. Pertobatan memerlukan penyesalan yang sungguh-sungguh atas dosa-dosa dengan hati yang terbuka. Dengan keterbukaan yang lepas bebas itu, maka diharapkan dapat mengubah hati kita dan kembali mengikuti jalan terang Tuhan.
Dalam Injil Matius, Yesus tidak hanya mengajak umat beriman untuk bertobat secara batin dan spiritual melalui sakramen pertobatan tetapi juga melalui tindakan nyata. Yesus menyebutkan tiga pertobatan yang bisa dilakukan secara nyata yakni, memberi amal, puasa, dan doa. Ketiga hal ini merupakan bentuk-bentuk pertobatan yang secara nyata dapat menjadi ungkapan pertobatan batin. Tentu Yesus sangat menekankan pada pertobatan batin, yaitu meninggalkan dosa lama dan beralih ke hidup baru yakni hidup di dalam kehendak Allah. Namun, Yesus tetap melihat bahwa bentuk ungkapan lahiriah dari pertobatan batin itu harus ada atau nyata melalui ketiga hal tersebut. Semangat ini merupakan bentuk cinta kasih kita kepada orang lain dan khususnya kepada Allah. Dalam injil pula, kita diingatkan supaya jangan melakukan puasa, amal dan doa supaya karena dilihat orang lain. Karena Yesus menghendaki agar kita hendaknya melakukan segala macam tindakan itu berdasarkan atas kedalaman hati. Kedalaman hati menjalan hal itulah yang berkenan dihadapan Allah.
Fr. Joel Roberto Dos Santos