“Mencari Kebenaran hingga Akar”

Hari Biasa Pekan Prapaskah IV

Kamis, 31 Maret 2022

Bacaan I     : Kel 32:7-14

Mazmur      : Mzm 106:19-20.21-22.23

Injil             : Yoh 5:31-47

Kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak benar. Ada yang lain yang bersaksi tentang Aku dan Aku tahu, bahwa kesaksian yang diberikan-Nya tentang Aku adalah benar.”

Suatu hari dalam sebuah hutan, ada anak kecil menghampiri kumpulan kelompok penjelajah hutan. Anak kecil tersebut berkata kepada mereka,”kakak-kakak jangan kesana! Disana sedang ada banyak binatang buas!” Namun semua kelompok tersebut terus berjalan dengan menertawakan anak kecil tersebut. Mereka berjalan cukup jauh usai meninggalkan anak kecil tersebut, mereka bertemu dengan seorang bapak yang berpakaian dinas perlindungan hewan. Lalu, mereka diberitahu dengan suara yang lantang, “hei anak muda, jangan kesana sebaiknya kalian pulang saja.” Tanpa berpikir panjangan kelompok tersebut langsung berputar haluan untuk kembali pulang.

Manusia selalu memiliki tolak ukur dalam hidupnya. Tidak sedikit manusia yang masih melihat bahwa kebenaran dari yang sepintas benar. Masih banyak menilai bahwa itu benar, padahal berita itu belum tentu benar. Terkadang kita melihat siapa yang berbicara, tanpa melihat langsung kebenarnya. Seperti halnya cerita singkat yang diatas. Seorang anak kecil tidak didengarkan kebenarannya, walaupun anak kecil itu tampak lebih detail penjelasannya. Sedangkan seorang dinas langsung didengar, walaupun penjelasan tidak begitu detail.

Apakah kita sudah merasa bahwa kebenaran yang kita cari sudah sesuai? Atau kita hanya melihat kebenaran “kulit”? Di jaman sekarang, kita akan merasa sulit mencari kebenaran. Banyak fakta maupun berita yang beredar. Akan tetapi segalanya masih menjadi pertimbangan yang sulit untuk diolah menjadi suatu kebenaran. Kita seolah-olah mencari “jarum” kebenaran dalam “jerami” hoax. Namun apa yang harus kita pahami? Apakah kita hanya mendengar “kulit” kebenaran atau kita mendalami hingga mencapai akar. Semoga dalam menjalani kehidupan kita semakin berjuang dalam kebenaran yang mendalam serta tidak begitu cepat untuk menghakimi.

Fr Egia Andika Surbakti

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!
Enable Notifications OK No thanks