Selasa, 20 September 2022
Pekan biasa XXV
PW S. Andreas Kim Taegon, Imam, dan Paulus Chong Hasang, dkk. Martir Korea
Amsal 21:1-6.10-13
Mzm 119:1.27.30.34.35.44
Lukas 8:19-21
Tidak sedikit paroki yang memiliki umat yang sangat banyak. Namun, belum tentu umat tersebut saling mengenal. Mengapa bisa demikian? Seringkali kita terlalu ambisius untuk melaksanakan ajaran “mencintai sesama”. Saudara sekalian, menganggap sesama sebagai saudara dapat dimulai dari lingkup kecil seperti gereja. Mengapa tidak berjuang untuk saling mengenal umat di paroki atau gereja tempat kita pergi?
Seringkali kita melihat umat yang langsung pulang tanpa adanya tegur sapa dengan yang lain. Saudara sekalian, memberikan sapaan kasih kepada orang lain adalah cara termudah yang dapat memupuk cinta kita akan sesama. Hal itu terlihat kecil tapi berdampak besar kepada orang yang kita sapa. Cinta kasih Tuhan layaknya api pada kertas, sekali kita berbagi cinta kepada orang lain maka pengaruhnya akan merambat ke mana-mana.
Kata kuncinya adalah jangan tergesa-gesa. Kita perlu menikmati proses berbagi cinta itu. Ketika kita dapat merasakan prosesnya maka kita sudah melaksanakan ajaran cinta kasih tersebut. Pada akhirnya kita akan melaksanakan perintah Yesus selanjutnya, yaitu mencintai semua orang tanpa melihat agama, suku, ras, dan budaya. Manusia kerapkali mengkotak-kotakkan tetapi Allah cenderung mempersatukan. Mari kita menjadi penyapa sesama yang baik dan juga pelaksana ajaran cinta kasih-Nya yang sejati. Tuhan memberkati
Fr. Albertus Andre
Frater Tingkat II