Gereja Mahasiswa Gelar Diskusi Apologetika Perdana, Mengusung Tagline: Becoming Superheroes of Faith

Loading

Romo, kalau pernikahan beda agama itu boleh ga sih dalam agama Katolik?”

Sebuah pertanyaan yang sekaligus membuka sesi pertama dari Diskusi Apologetika yang diselenggarakan oleh Gereja Mahasiswa Keuskupan Bogor pada hari Minggu, 5 Februari 2023 di Gedung Pusat Pastoral Lantai dasar. Diskusi pada kesempatan ini sekaligus mengusung tema “Pacaran dan Sakramen Perkawinan” yang dirasa sangat dekat dengan hidup keseharian para mahasiswa. Hal tersebut dapat terlihat dari antusiasme para peserta acara dengan lontaran-lontaran pertanyaan yang tidak kunjung berhenti, bahkan melebihi durasi waktu yang direncanakan.

Mengapa Apologetika?

Diskusi Apologetika ini sendiri merupakan sebuah cara dari Komisi Kemahasiswaan Keuskupan Bogor untuk turut mengambil peran atas pencanangan “Tahun Katekese” oleh Bapak Uskup. Di mana melalui diskusi ini, para mahasiswa diajak untuk berperan aktif dalam menggunakan potensi keilmuan, kecerdasan berpikir serta logika mereka untuk mempertajam pengetahuan mengenai Iman Katolik itu sendiri. Dengan demikian, para mahasiswa diharapkan dapat turut menjadi bagian dalam upaya pewartaan iman Gereja.

Tidak dapat dipungkiri bahwa para mahasiswa Katolik lekat dengan pengalaman sebagai minoritas dalam lingkungan studi yang kritis. Hal-hal terkait kepercayaan seputar iman maupun tradisi Katolik yang tampak “berbeda” dari kebanyakan tentunya mengundang rasa penasaran dari sekeliling, sehingga mereka seringkali berhadapan dengan pertanyaan demi pertanyaan seputar iman Katolik yang perlu mereka jawab dengan tepat namun sederhana. Tanpa pemahaman iman yang cukup, hal tersebut pastinya membuat mereka merasa gentar dalam menjawab.

Karena itulah, Diskusi Apologetika ini mengusung tagline “Becoming Superheroes of Faith” di mana para mahasiswa diajak untuk membela iman Katolik mereka dan menyatakan diri mereka sebagai orang Katolik dengan bangga. Jika Marvel Universe memiliki para Avengers, maka Gereja Mahasiswa Bogor akan memiliki para “Defenders”. Kegiatan ini diharapkan menjadi bekal mereka untuk dapat menjawab pertanyaan terkait iman mereka tanpa perlu merasa ragu.

Pandangan Gereja Mengenai Pacaran dan Perkawinan

Penetapan tema yang diangkat pada setiap sesi Diskusi Apologetika berasal dari hasil survey yang telah dilakukan sebelumnya kepada para mahasiswa Katolik di seluruh Keuskupan Bogor melalui KMK-KMK masing-masing. Survey ini menjadi titik tolak untuk melihat topik apa saja yang menjadi kebutuhan para mahasiswa berdasarkan rasa keingintahuan dan pertanyaan yang sering mereka hadapi. Maka tidak heran bahwa topik Pacaran dan Sakramen Perkawinan menjadi topik dengan jumlah peminat terbanyak.

Berbeda dengan seminar pada umumnya, Diskusi Apologetika bersifat santai dan ringan. Acara dibuka dengan dinamika kelompok yang membagi peserta kepada beberapa kelompok untuk kemudian mendiskusikan apa saja pertanyaan-pertanyaan yang kerap kali muncul berkaitan dengan tema Pacaran dan Sakramen Perkawinan. Dan berlontaranlah pertanyaan-pertanyaan nyata yang disertai tawa dari para mahasiswa karena seringkali pertanyaan tersebut mereka alami secara langsung. Setiap satu pertanyaan yang muncul langsung disambung dengan rangkaian pertanyaan berikutnya yang membuat suasana menjadi hangat dan cair.

Setelah pertanyaan-pertanyaan tersebut dikumpulkan dalam kelompok, setiap perwakilan kelompok dapat menanyakan pertanyaan tersebut di forum diskusi kelompok besar untuk dijawab langsung oleh Romo pemateri. Pada kesempatan kali ini, diskusi dipimpin dan diarahkan oleh RD Paulus Piter selaku Pastor Kapelan Gereja Mahasiswa yang akan langsung menjawab poin per poin dari setiap pertanyaan yang ada, untuk langsung ditanggapi oleh pengalaman mahasiswa.

Topik pacaran beda agama yang kemudian bersambung pada pertanyaan-pertanyaan mengenai perkawinan beda agama menjadi topik yang hangat, disusul juga dengan pertanyaan akan konsep perceraian dalam Gereja Katolik, hingga bagaimana pandangan Gereja Katolik terhadap alat kontrasepsi dan isu LGBT. Romo Piter pun menjelaskan akan konsep perkawinan Katolik beserta dengan tujuannya untuk kesejahteraan suami istri, kelahiran, dan pendidikan anak secara Katolik. Dengan demikian, pacaran pun sebaiknya dilakukan dalam framing pengenalan dan perkembangan diri agar menjadi lebih baik secara pribadi maupun dalam hal iman.

“Bolehkan kita menikah beda agama? Ini bukan masalah boleh maupun tidak boleh, berkeluarga adalah masalah serius, teman-teman. Kalau orang Katolik menikah di luar Gereja Katolik, perkawinannya tidak sah secara Katolik! Bahkan bisa dikatakan, yang bersangkutan tidak bisa menerima komuni sampai perkawinannya diselesaikan terlebih dahulu” demikian penekanan dari Romo Piter yang disambung dengan seruan sepakat dari para mahasiswa.

Penulis: Gereja Mahasiswa Bogor

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!
Enable Notifications OK No thanks