‘Koko dan Cici Glodok’ pun Ikut ‘Manggung’ di Pagelaran Rampak Sekar Dekanat Utara

Keseruan Perayaan HUT ke-75 Keuskupan Sufragan Bogor semakin ‘menggema’ di ‘relung-relung hati’ umat warga Dekanat Utara. Sabtu, 8 Juni 2024, digelar Pagelaran Rampak Sekar tingkat Dekanat Utara, di Aula Paroki Paulus, Depok. Pembukaan  kegiatan tersebut ditandai dengan pemukulan gong oleh RD Dionysius Adi Tejo Saputro, selaku Ketua Pagelaran Rampak Sekar Dekanat Utara.

Setiap paroki di Dekanat Utara mengirimkan tiga wakilnya, yang sebelumnya telah dipilih melalui Pagelaran Rampak Sekar antarwilayah di paroki masing-masing.

Dekanat Utara terdiri dari tujuh paroki, yaitu Paroki Santo Paulus, Paroki Santo Herkulanus, Paroki Santo Matheus, Paroki Santo Markus, Paroki Santo Matias, Paroki Bunda Maria Ratu (BMR), dan Paroki Santo Thomas. Maka, peserta yang tampil siang ini terdapat 21 peserta, yang kemudian oleh panitia dibagi menjadi 3 sesi dan diberi jeda di setiap sesinya. Tentunya, ini dibuat agar juri menjadi lebih fair dalam penilaian.

Tiga orang juri yang berkompeten di bidangnya ditunjuk oleh Panitia Rampak Sekar Dekanat Utara untuk menggawangi penjurian kali ini. Mereka adalah: Gregorius Gerald Pratomo, M.Mus., yang akrab disapa dengan Gerry, adalah dirigen, organis, dan ahli Gregorian, yang saat ini aktif menjadi juri lomba-lomba paduan suara dan lomba cipta lagu di Indonesia, serta memberikan pelatihan-pelatihan.

Juri berikutnya adalah Hanna M. Pangestu, yang saat ini menjadi pengajar musik dan pengurus di Pusat Musik Liturgi Jakarta di Puspas Samadi Klender, dan pelatih paduan suara, pemazmur dan organis gereja. Kemudian, Melvin Manue, yang saat ini aktif sebagai subseksi kor dan musik liturgi BMV Katedral Bogor, pelatih kor OMK BMV Youth Choir, pendamping vokal Seminari Menengah Stella Maris Bogor, dan pengajar vokal di beberapa kelompok kor, serta organis.

Dari Angklung hingga Suasana Glodok

Menunggu pengumuman juri atas pemenang tiga pemenang favorit dari dua puluh satu penampilan peserta Rampak Sekar Dekanat Utara rupanya membuat seluruh hadirin penasaran. Ini terbukti dari 45 menit waktu istirahat yang diberikan oleh panitia, tidak membuat hadirin beranjak dari tempat duduknya masing-masing.

Sambil menunggu pengumuman, hadirin pun diajak untuk bersama-sama menyanyikan ‘Mars Keuskupan Bogor’ yang dipimpin oleh Pak Thomas, pencipta lagu Bartersebut. Terlebih dahulu beliau menjelaskan pemahaman dalam syair ‘Mars Keuskupan Bogor’. 

Baris pertama dan kedua dalam syair ‘Mars Keuskupan Bogor’ untuk mengenang Uskup Keuskupan Bogor yang pertama, yaitu Mgr. Nicolaus Johannes Cornelis Geise, karena beliau memiliki sesanti Laudate Montes Dominus  (Pujilah Tuhan, hai Gunung-gemunung). Lalu, baris ketiga dan keempat untuk mengenang Uskup Keuskupan Bogor kedua, yaitu Mgr. Ignatius Harsono, yang concern pada pengembangan sumber daya, dari tua muda berkarya untuk mewujudkan komunitas karya.

Dalam refrain baris pertama ‘Mars Keuskupan Bogor’ merupakan sesanti Mgr. Michael Cosmas Angkur, karena beliau menyelenggarakan Sinode Pertama dengan merumuskan visi-misi Keuskupan Bogor adalah communio dari komunitas basis yang ada.

Baris terakhir dalam syair ‘Mars Keuskupan Bogor’ merupakan sesanti Mgr. Paskalis Bruno Syukur, yaitu Magnifat Animamea Dominum,  yang mewujudkan gereja yang selalu berdoa, sehati dan sejiwa, untuk menghadirkan kerajaan Bapa.

Itu berarti menyanyikan ’Mars Keuskupan Bogor’ adalah mengenang Mgr. Geise dan Mgr. Harsono, bersama Mgr. Cosmas Angkur dan Mgr. Paskalis, bergandeng tangan dan bersyukur.

Penampilan 21 peserta Pagelaran Rampak Sekar, yang merupakan tiga terbaik dari masing-masing Paroki  memang tiada duanya. Mereka memberikan penampilan terbaiknya, bahkan lebih daripada yang sudah ditampilkan di Paroki masing-masing. Tidak hanya itu penambahan alat musik, serta beberapa variasi aransemen membuat lagu-lagu yang ditampilkan menjadi lebih asyik didengar.

Alat musik tradisional pun ikut memeriahkan kegiatan ini, mulai dari suling, angklung, kendang, hingga gamelan. Tidak hanya itu, ada kelompok kor yang menggunakan pakaian khas Tionghoa, hingga memeragakan tarian tradisional Tionghoa dengan menggunakan alat peraga kipas, penampilan mereka bak membawa ‘suasana Glodok’, demikian sebut seorang juri.

Dan tentu saja karena ke-21 penampil ini adalah adalah tiga terbaik di masing-masing paroki, membuat ketiga juri sulit menentukan pemenang favorit. Bagaimana pun, juri tetap harus memutuskan tiga pemenang favorit dari Pagelaran Rampak Sekar Dekanat Utara, meski hanya dua kelompok kor yang nantinya akan dikirim mewakili Dekanat Utara ke tingkat Keuskupan Bogor.

Pada akhirnya, setelah menimbang, dst, akhirnya dewan juri memutuskan bahwa Pemenang Favorit Pertama adalah nomor urut 16, yaitu Paroki Santo Paulus, Pemenang Favorit Kedua adalah nomor urut 2, yaitu Paroki Santo Matheus, dan Pemenang Favorit Ketiga adalah nomor urut 17, yaitu Paroki Santo Herkulanus.

Ah, rupanya untuk menjadi pemenang pertama harus membawa kipas dalam penampilannya.

Mau tahu bagaimana penampilan dan keseruan Pagelaran Rampak Sekar Dekanat Utara? Mampir saja ke Channel Youtube Rampak Sekar Dekenat Utara.

Proficiat untuk para pemenang. (Katharina Tatik)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

error: Content is protected !!
Enable Notifications OK No thanks