Sekitar 10 ribu umat menghadiri Misa pentahbisan Uskup Bogor yang baru, Mgr Paskalis Bruno Syukur OFM di Sentul International Convention Centre (SICC), Sentul, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (22/2).
Mereka datang dari paroki-paroki di Keuskupan Bogor dan Keuskupan Agung Jakarta, serta keluarga Mgr Paskalis dari Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Misa tahbisan ini juga dihadiri 41 uskup dari seluruh Indonesia serta 200 imam dari dalam dan luar negeri.
Dari pihak pemerintah, hadir Pgs Dirjen Bimas Katolik Agustinus Tungga Gempa, Walikota Bogor yang baru terpilih Bima Arya, serta perwakilan dari umat Muslim, antara lain beberapa ulama dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Upacara pentahbisan Mgr Paskalis yang bertepatan dengan Pesta Takhta Santo Petrus ini dipimpin oleh Mgr Mikhael Cosmas Angkur OFM sebagai penahbis utama yang juga uskup pendahuluanya di Keuskupan Bogor. Mgr Mikhael didampingi Mgr Ignatius Suharyo sebagai penahbis pertama yang juga menjabat sebagai Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan Mgr Hubertus Leteng, Uskup Ruteng sebagai penahbis kedua.
Pelayan Umum atau Minister General OFM, Pastor Michael Anthony Perry OFM yang berkedudukan di Roma juga ikut hadir bersama beberapa imam Fransiskan lain dari sejumlah negara Asia, seperti Malaysia, Filipina, India, Singapura dan Australia.
Meski sejak Jumat malam, hujan terus mengguyur Jakarta dan daerah Jawa Barat, namun hal itu tidak mengurungkan niat umat untuk mengikuti tahbisan ini. Bahkan, mereka mulai memenuhi gedung JICC berkapasitas 11 ribu orang itu sejak pukul 07.00 WIB walaupun Misa baru akan digelar mulai pukul 09.30 WIB.
Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Mgr Antonio Guido Felipazzi juga turut hadir, dimana ia membacakan surat penunjukkan Mgr Paskalis sebagai Uskup Bogor oleh Paus Fransiskus, menggantikan Mgr Mikhael yang mengundurkan diri karena alasan usia.
Mgr Paskalis memilih motto tahbisan: “Magnificat Anima Mea Dominum”, yang berarti Jiwaku Memuliakan Tuhan”. Motto ini dikutip dari Injil Luk 1 : 46.
Mgr Suharyo yang membawakan homili mengatakan, di balik motto itu, tersimpan harta rohani Mgr Paskalis yang berlimpah.
“Mgr Paskalis juga memilih ditahbiskan pada 22 Ferbruari, Hari Pesta Takhta St. Petrus. Beliau rupanya ingin mengikuti nasehat Rasul Petrus yang mengatakan, hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba ini”, ungkapnya.
Sementara itu, dalam kata sambutan usai Misa, Mgr Paskalis mengungkapkan, dirinya menyadari, tugas pelayanan ini sesungguhnya merupakan sebuah undangan untuk lebih dalam dan lebih luas lagi melayani Kristus.
Ia mengaku sudah sempat berkeliling di wilayah Keuskupan Bogor bersama Mgr Mikhael untuk mengenal kondisi wilayah kegembalaannya. “Saya bertemu umat, yang akan menjadi teman seperjalanan hamba yang hina dina ini”, kata uskup yang selalu senyum ini.
Ia mengajak umat untuk membangun kehidupan beriman dengan komiten menciptakan persaudaraan sejati. “Dalam Yesus kita akan mampu menghadirkan perdamaian dan persaudaraan”, jelasnya.
Mgr Paskalis menegaskan, ia akan berupaya menghadirkan corak kegembalaan yang menitikberatkan pada nilai pelayanan, kemurahan hati, belaskasihan, persaudaraan sejati, kerendahan hati, perjumpaan sejati antarmanusia, penghargaan terhadap martabat manusia dan martabat alam ciptaan Tuhan.
Pada kesempatan yang sama, Mgr Mikhael berpesan agar Mgr Paskalis memperbaiki apa yang kurang selama masa kepemimpinannya serta meneruskan apa yang baik.
Sementara itu, Provinsial OFM-Indonesia, Pastor Adrianus Sunarko OFM menegaskan, persaudaraan Fransiskan akan selalu mendukung tugas Mgr Paskalis. “Sebagai Uskup Bogor tentulah tugas dan tanggung jawab Saudara Paskalis jauh lebih luas dari persaudaraan Fransiskan”, katanya.
“Kami mendoakan agar Bapak Uskup Paskalis senantiasa mengalami pernyertaan Allah yang Mahabaik dalam mengemban tugas yang baru dan penting ini”.
Mgr Paskalis dilahirkan di Ranggu, Manggarai Barat, NTT, 17 Mei 1962. Ia merupakan anak kedua dari 10 bersaudara, buah cinta Bapak Yohanes Dani dan Hilaria Kambaria.
Pendidikan seminari menengah dijalaninya di Seminari Pius XII, Kisol, Manggarai Timur. Ia kemudian memilih Ordo Fransiskan.
Studi filsafat dan teologi dijalaninya di STF Driyarkara dan IFT Kentungan Yogyakarta. Ia kemudian mengucapkan kaul kekal tahun 1989.
Bertepatan dengan Pesta Yesus Dipersembahkan di Bait Allah, 2 Februari 1991, ia bersama Pastor Peter C Aman OFM yang kini menjadi Wakil Provinsial OFM-Indonesia dan teman seangkatannya sejak di Seminari Kisol, ditahbiskan menjadi imam di Gereja Ratu Para Malaikat Cipanas, Jawa Barat oleh Mgr Ignatius Harsono, Uskup Bogor kala itu.
Penugasan pertamanya adalah menjadi pastor di Paroki Moanemani Papua (1991-1993). Setelah itu ia diutus melanjutkan studi Spiritualitas Fransiskan di Universitas Antonianum Roma, Italia dan memperoleh gelar Licensiat (1993-1996).
Sekembali dari Roma, ia ditugaskan untuk menjadi magister Novisiat OFM di Depok, Jawa Barat (1996-2001). September 2001, ia dipilih menjadi Provinsial OFM Indonesia (2001-2007) dan terpilih kembali untuk periode kedua (2007-2013).
Namun, periode kedua ini terhenti di tengah jalan ketika dirinya diangkat menjadi Definitor Jenderal OFM untuk wilayah Asia Oseania (seperti India, Pakistan, Jepang, Australia-Selandia Baru, dan Indonesia), dan bertugas di Generalat OFM di Roma.
Karya pastoralnya diperkaya dengan tugas barunya, berkeliling dan mengunjungi berbagai karya Ordo Fransiskan di Asia dan Oseania.
Vatikan mengumumkannya sebagai Uskup Bogor pada 21 November 2013.
Ia memimpin Keuskupan Bogor yang berdiri sejak 3 Januari 1961. Keuskupan dengan luas wilayah 18,369 kilometer persegi ini awalnya dipimpin uskup Fransiskan asal Belanda, Mgr Nicolaus Johannes Cornelis Geise OFM (1961-1975).
Ia kemudian digantikan oleh Mgr Ignatius Harsono (1975-1993). Setelah Uskup Ignatius pensiun, Uskup Agung Jakarta Mgr Leo Soekoto SJ menjadi administrator hingga Mgr Mikael dipilih pada 1994.
Penduduk di Keuskupan Bogor mencapai 16.283.000, dengan jumlah umat Katolik 83.406, yang tersebar di 18 paroki. Mayoritas warga di wilayah keuskupan ini, adalah Muslim.
Ryan Dagur, Sentul