TEMOD OMK REGIO JAWA : OMK Berevangelisasi dalam Konteks Budaya Lokal

Loading

Temu Moderatores (Temod) Orang Muda Katolik (OMK) Regio Jawa
Temu Moderatores (Temod) Orang Muda Katolik (OMK) Regio Jawa

Temu Moderatores (Temod) Orang Muda Katolik (OMK) Regio Jawa merupakan pertemuan rutin tahunan para moderator dan OMK dari Keuskupan Regio Jawa. Pertemuan yang dimulai tahun 1992 ini awalnya diadakan bagi seluruh keuskupan di Indonesia. Namun, karena dipandang kurang efektif maka dalam perkembangan selanjutnya pertemuan diselenggarakan berdasarkan regio. Hingga kini hanya Regio Jawa yang masih aktif menyelenggarakan Temod. Temod bertujuan menemukan dan menyamakan arah gerak pendampingan kaum muda Regio Jawa serta menjalin komunikasi melalui jejaring kerja sama dalam pendampingan kaum muda, khususnya di Regio Jawa.

Tahun ini Temod diselenggarakan tanggal 13-16 Mei 2014 di Wisma Syaloom, Batu-Malang, Jawa Timur. Sebagai panitia pelaksana ialah Komisi Kepemudaan (Komkep) Keuskupan Malang, denganketua panitia RD. Andreas Adhi Prasetyo(Ketua Komkep Malang). Topik yang diangkat ialah ”OMK Berevangelisasi dalam Konteks Budaya Lokal”. Temod 2014 diikuti oleh tujuh keuskupan, yaitu Keuskupan Agung Jakarta (KAJ), Keuskupan Bogor, Keuskupan Bandung, Keuskupan Agung Semarang (KAS), Keuskupan Purwokerto, Keuskupan Surabaya, dan Keuskupan Malang, dengan total peserta 35 orang.

Keuskupan Bogor ikut berpartisipasi dalam Temod 2014 dengan mengirimkan delapan orang wakil. Dua dari Komisi Kemahasiswaan (Regina Agustin Wydia Gunawan dan Cecilia Eny Indriastuti), dan enam dari Komkep Bogor (Ridwan Prasetya Parlindung Siahaan, Eleonora Vania Ineza, Titus Fajar Pamuji, dan Benedictus Gunawan Wibisono, Sr. MG Dwiatmi Riantini, FMM, dan RD. Habel Jadera).

Tim Bogor berangkat tanggal 12 Mei 2014 menggunakan kereta api Gajayana. Setibanya di stasiun kereta api Malang, tim Bogor dijemput   oleh panitia Temod dan diantar ke Wisma Unio, Keuskupan Malang untuk beristirahat dan santap siang. Selanjutnya perjalanan dilanjutkan ke Wisma Shaloom, Batu-Malang.

Acara hari pertama diawali dengan registrasi, pembagian kamar, Misa Pembukaan, pemaparan sesi I (Budaya Dalam Kitab Suci oleh RP. Ignatius Budiono, O. Carm.), pengumuman, dan doa malam. Misa pembukaan dipimpin oleh RD. Eko Admono (Vikjen Keuskupan Malang) dengan konselebran RD. Dwi Harsanto (Sekjen Komkep KWI), dan RD. Andreas Adhi Prasetyo. Dalam homilinya Rm. Eko menegaskan pentingnya berevangelisasi dalam konteks budaya lokal. Orang muda perlu mengenal budayanya dan menggunakan budaya untuk berevangelisasi. Hal ini semakin ditegaskan dalam keterbukaan Konsili Vatikan II dan FABC. Perayaan Ekaristi ini dimeriahkan dengan iringan koor dari OMK Paroki Lawang.

Hari kedua dibuka dengan Misa pagi pukul 6.00, pembagian kelompok, dan acara jalan-jalan. Pada sesi II peserta dibagi dalam tiga kelompok diskusi. Kelompok A terdiri atas KAJ, Keuskupan Bogor, dan Keuskupan Bandung. Kelompok B terdiri atas KAS dan Keuskupan Purwokerto, sedangkan kelompok C ialah Keuskupan Surabaya dan Keuskupan Malang.

Pukul 10.00 peserta Temod diajak berjalan-jalan ke Jatim Park. Jatim Park merupakan sebuah kebun binatang yang dikelola dengan baik sekali menggunakan teknologi tinggi. Pelbagai satwa dari dalam dan luar negeri ada di situ. Setelah makan siang di daerah pintu keluar, peserta Temod kembali ke wisma untuk rehat dan mandi.

Pukul 16.00 peserta Temod diajak menuju SMA Selamat Pagi Indonesia (SPI). SMA SPI didirikan oleh seorang umat Katolik, Julianto Eka Putra, untuk anak-anak yang tidak mampu dan berlatar belakang yatim piatu. Siswa-siswinya berasal dari seluruh pelosok Indonesia dan terdiri atas lima agama secara proporsional. Mereka dididik dengan budaya nilai sekaligus dengan jiwa entrepreneurship. Sebagai wahana untuk berlatih entrepreneurship, dibuatlah sebuah tempat wisata yang diberi nama “Kampoeng Kidz”. Kampoeng Kidz ini dikembangkan dan dikelola oleh para siswa dan alumnus SMA Selamat Pagi Indonesia (SPI).

Di Kampoeng Kidz, peserta Temod diterima oleh 10 siswa dan alumni SMA SPI yang kemudian menjadi pemandu untuk berkeliling ke seluruh lokasi Kampung Kidz. Yang sangat berkesan ialah mereka bekerja secara mandiri. Selanjutnya peserta Temod disuguhi pertunjukan kolaborasi “Pesona Sang Garuda” dan “My Transformation”, di antara dua pertunjukan ini peserta disuguhi makan malam dengan hidangan yang mereka masak sendiri. Seusai menonton pertunjukan, peserta Temod berkenalan dengan pendiri Kampung Kidz dan 13 orang siswa dan alumni SMA SPI.

Julianto Eka Putra, memberi kesaksian, awalnya sekolah didirikan sebagai sebuah usaha untuk membuat bangga ibunya. Ia sempat membuat kecewa ibunya karena perilakunya yang nakal, nilai yang jelek, dan sebagainya. Akhirnya impian demi impian tercapai. Julianto berhasil mewujudkan pewartaannya dan berevangelisasi dengan mengentaskan anak-anak yatim piatu menjadi orang yang bermakna dan dapat hidup mandiri.

Hari ketiga diawali dengan Misa pagi di kapel. Sesi berikutnya pembahasan topik utama Temod 2014, “OMK Berevangelisasi dalam Konteks Budaya Lokal”. Topik dibahas dalam kelompok dan masing-masing kelompok berdiskusi menetapkan materi yang akan diangkat untuk diimplementasikan di keuskupan masing-masing pada tahun 2014-2015. Pada sesi berikutnya tiga kelompok bergabung dalam sidang pleno untuk menetapkan materi yang akan disajikan pada sesi malam.

Keuskupan Bogor menjadi satu kelompok dengan Keuskupan Bandung dan KAJ. Tiga keuskupan ini mempunyai ciri yang sama, yakni OMK-nya mayoritas masyarakat urban sehingga yang dibahas dalam diskusi ialah nilai dalam budaya lokal masyarakat urban (keteladanan, kebersamaan/communio, kedewasaan (kesabaran, ketaatan, kedisiplinan), dan keterbukaan). Diskusi kelompok ini berlandaskan pada ayat kitab suci: “Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan.

Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa” (Kis 2 : 42); “Akulah gembala yang baik Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya” (Yoh 10 : 11); dan “Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati” (Luk 6 : 36).

OMK diharapkan dapat masuk ke dalam masyarakat urban melalui communio / persaudaraan, consolidatio / bersatu untuk memperteguh, dan continuity / berkelanjutan (3C). Pelaksanaan kegiatannya dilakukan dengan jargon senyum, salam, dan sapa (3S). Pencapaian kegiatan ini akan menghasilkan “Buku Panduan Pintar 3CS” dan “Pelatihan Pengembangan Diri”. Selama diskusi, kelompok ini membuat lagu dan gerakan jargon 3S.

Penyajian hasil diskusi Temod 2014 ”OMK Berevangelisasi dalam Konteks Budaya Lokal” diselenggarakan di alam dekat Gua Maria. Usai penyajian hasil diskusi Temod 2014, acara dilanjutkan dengan sapaan dari Bambang Adrian Wenzel, brand manager Togama yang juga penulis prosa dan buku. Acara dilanjutkan dengan pertunjukan sendratari dari Komkep Keuskupan Malang yang disutradarai oleh RD. Adhi Prasetyo. Dengan 13 orang penari, termasuk sutradaranya.

Hari ke-4 diawali dengan ibadat sabda, dilanjutkan sarapan dan evaluasi kegiatan yang disampaikan oleh RD. Yohanes Dwi Harsanto, Sekretaris Eksekutif Komkep KWI. Beliau juga mengumumkan bahwa Temod 2015 akan diselenggarakan oleh KAJ dan hanya untuk Regio Jawa saja seperti Temod tahun 2014 ini. Temod 2014 ditutup dengan Misa Penutup yang dipimpin oleh RD. Habel Jadera (Bogor) didampingi oleh RD. Harsanto, RD. Haryanto (Bandung), RD. Doddy dan RD. Adi (Purwokerto) serta RD. Adhi (Malang). Seusai makan siang para peserta Temod 2014 kembali ke keuskupan masing-masing untuk mengimplementasikan hasil diskusi. (Regina &Ina).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!
Enable Notifications OK No thanks