Sabtu malam (28/6) lalu, umat Katolik Paroki St Markus seperti mendapat roh baru. Ada apa gerangan? Pasalnya, “Malaikat Pelindung” Keuskupan Bogor mengunjungi umat paroki ini.
Malaikat pelindung dimaksud adalah Mgr Paskalis Bruno Syukur OFM, Uskup Bogor. Predikat malaikat pelindung itu sendiri dilontarkan Uskup Agung Jakarta, Mgr Ignatius Suharyo ketika Mgr Paskalis ditahbiskan sebagai Uskup Bogor menggantikan Uskup emeritus Mgr Michael Cosmas Angkur OFM 22 Februari 2014 lalu di Gedung Sentul International Convention Center, Sentul, Bogor, Jawa Barat.
Predikat itu sepertinya tidak berlebihan disandang Mgr Paskalis. Uskup yang mengambil motto tahbisan Magnificat Anima Mea Dominum (Jiwaku Memuliakan Tuhan (Luk 1:46). Seperti inspirasi motto itu, Mgr Paskalis sepertinya selalu membawa kegembiraan setiap kali menjumpai umatnya.
Sejak ditahbiskan, bahkan sebelum ditahbiskan pun, Mgr Paskalis rajin blusukan mengunjungi umatnya di paroki-paroki di wilayah Keuskupan Bogor yang meliputi Bogor, Sukabumi, Cianjur, Depok, Jawa Barat, sampai Rangkas Bitung, Serang, Tangerang, Banten. Paroki St Markus Depok II Timur pun akhirnya kena giliran dilawat Sang Gembala, Uskup Bogor.
Ibarat makan bubur, biasanya dimulai dari pinggir dulu. Kalau makan bubur mulai dari tengah bisa kepanasan. Itulah yang dilakukan Bapak Uskup Mgr Paskalis dalam mengunjungi dombanya.
“Dia mulai dari pinggiran atau terjauh, dan Depok Timur memang terakhir, karena berada di jantung atau tengah-tengah Keuskupan Bogor,” tutur Pastor Paroki St Markus Depok Timur RD Antonius Dwi Haryanto ketika membuka pertemuan pengurus Dewan Paroki Pleno (DPP) dengan Uskup Bogor Mgr Paskalis Bruno Syukur OFM di aula paroki ini, Sabtu (28/6) malam.
Pertemuan dengan Uskup Bogor malam itu diawali dengan paparan kondisi umat Paroki St Markus oleh Wakil Ketua DPP paroki setempat Ignatius Mardjono. Mereka yang hadir antara lain pengurus DPP pleno termasuk para ketua seksi, ketua wilayah, ketua lingkungan, kategorial seperti Wanita Katolik Republik Indonesia, Lansia Simeon-Hana, dan Orang Muda Katolik (OMK).
Lima Prioritas
Meski kelihatan capek, karena melakukan kunjungan marathon setelah memimpin misa syukur ulang tahun ke-90 WKRI di Gedung Pusat Pastoral Bogor pagi hingga siang dan sore hari meminpin Misa Syukur ulang tahun Paroki St Petrus-Paulus Rasul Depok, Mgr Paskalis tetap semangat memberikan pencerahan bagi pengurus paroki St Markus sabtu malam itu.
Uskup kelahiran Ranggu, Flores, Nusa Tenggara Timur 17 Mei 1962 dari pasangan sejati Yohanes Dani dan Hilaria Kabaria ini memberikan prioritas pelayanan pastoralnya pada lima hal. Namun, tidak berarti hal lain luput dari perhatiannya.
Prioritas pertama adalah keluarga. Uskup berharap masalah keluarga menjadi perhatian utama yang dibina oleh gereja, sehingga tercipta keluarga yang mencerminkan nilai-nilai Kristiani.
Masalah keluarga tidak hanya jadi urusan seksi kerasulan keluarga, tetapi siapa saja yang peduli dan punya panggilan untuk menyelamatkan keluarga harus terlibat dalam penyelesaian masalah ini. Sebab itu, kalau ada yang peduli masalah keluarga, jangan ada kesan mengambil alih urusan seksi keluarga.
Kedua, pembinaan orang muda Katolik (OMK). Mgr Paskalis mengajak umat Paroki St Markus untuk berpikir bagaimana meneruskan generasi gereja masa depan, karena itu pembinaan orang muda harus diberi perhatian ekstra.
Ketiga, Pendidikan. Uskup mengajak paroki-paroki agar memperhatikan masalah pendidikan Katolik. Paroki hendaknya menilik dan membina sekolah Katolik di wilayahnya dan ikut memikirkan beasiswa bagi siswa-siswa miskin.
Uskup juga berjanji akan membenahi sekolah-sekolah Katolik di Keuskupan Bogor, termasuk pengawasan mutu dan keuangannya. Diakui, selama ini ada kebocoran dalam lembaga pendidikan Katolik, karena itu akan sekolah-sekolah Katolik akan diawasi secara ketat.
Dalam kesempatan ini seorang pengurus DPP St Markus mengapresiasi perhatian Uskup terhadap masalah pendidikan tersebut. Pengurus itu mengusulkan agar pendidikan Katolik tidak berorientasi komersial, sehingga anak-anak Katolik yang miskin pun punya kesempatan mengeyam pendidikan di sekolah Katolik.
Dia pun mengusulan agar system subsidi silang benar-benar diterapkan, sehingga tidak ada alas anak Katolik terpaksa ke sekolah non-Katolik karena tidak mampu membayar SPP di sekolah Katolik. Sekolah Katolik pun harus membenahi kualitas guru agar tidak ketinggalan, tetapi di sisi lain kesejahteraan guru dan karyawan pun harus diperhatikan agar tidak meninggalkan sekolah Katolik karena alas an kesejahteraan.
Keempat adalah dimensi politis gereja. Uskup berharap kehidupan menggereja hendaknya bisa dirasakan oleh banyak orang, tidak hanya bagi umat, tetapi bagi siapa saja di sekitar gereja atau pun dalam skala lebih luas lagi.
Kelima adalah sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Mgr Paskalis Bruno meminta agar umat tidak hanya berkualitas secara iman, tetapi juga berkualitas secara holistik.
Untuk itu, Uskup berharap umat sedapat mungkin didorong untuk mengikuti berbagai kegiatan menuju peningkatan kualitas. Sebab, itu semua merupakan sarana meningkatan kualitas SDM Katolik.
Misalnya, kaderisasi kepemimpinan, Pastoral Counseling Center (PCC), Kursus Evangelisasi Pribadi (KEP), pasangan suami istri/marriage encounter (ME), kelompok karismatik.
Uskup yang mengawali pelayananya di Paroki St Paulus Depok ini menyempatkan diri bermalam di pastoran St Markus ini menyatakan gembira bisa melawat umatnya di paroki ini, Dia mengaku serasa bernostalgia di paroki ini, sebab ketika di Depok sebelum jadi uskup, sudah sering memimpin misa di gereja ini.
Uskup pun memimpin Misa Syukur di paroki ini Minggu (29/6) pagi. Setelah misa, Mgr Paskalis menyempatkan diri beramah tamah dengan umat, terutama dengan OMK dan lansia. Paskalis pun menerima kenang-kenangan dari lansia berupa album foto ketika memimpin misa lansia sedekanat utara di paroki ini 12 Februari 2014 dan juga kaos OMK St Markus Depok. Semoga, kunjungan sang Malaikat Pelindung” ini sungguh meningkatkan kualitas iman umat St Markus. (Marselius Rombe Baan/Komsos Paroki St Markus Depok II Timur)