17 Agustus 1945 silam adalah hari yang bersejarah bagi Bangsa Indonesia. Tepat 69 tahun yang lalu suara kemerdekaan diserukan oleh Bapak Proklamator Soekarno – Hatta dan seluruh rakyat Indonesia untuk menjadi Negara yang satu, Negara yang merdeka. Dalam 69 tahun terakhir muncul berbagai tradisi untuk memperingati hari kemerdekaan Indonesia mulai dari upacara bendera, Misa peringatan HUT RI, dan juga lomba tradisional.
Memperjuangkan dan Mempertahankan Kemerdekaan
Minggu, 17 Agustus 2014 di usia Republik Indonesia yang ke – 69 kaum muda Paroki BMV Katedral Bogor juga ingin ikut berpartisipasi aktif dalam merayakan HUT Kemerdekaan RI. Acara dengan target 100 orang Kaum muda di 17 wilayah Paroki BMV Katedral Bogor ini dimulai dengan Perayaan Ekaristi bersama jam 11.00 yang dipimpin oleh RD. Christoforus Tri Harsono selaku Vikaris Jendral Keuskupan Bogor yang baru. Dalam perayaan Ekaristi ini, OMK juga berpartisipasi aktif sebagai petugas Koor dan TTK. Saat homili Romo Tri mengungkapkan perasaan optimis akan perkembangan bangsa Indonesia ke arah yang positif di usia 69 tahun kemerdekaan, karena pada saat ini muncul pemimpin – pemimpin muda yang mau bekerja keras karena rasa cinta yang begitu besar kepada bangsa ini, baik ditingkat daerah maupun di tingkat Nasional. Romo Tri juga mengajak kita untuk berterima kasih kepada para pahlawan yang telah berjuang untuk kemerdekaan bangsa Indonesia. Namun yang tidak boleh dilupakan adalah kita semua terutama kaum muda sebagai masa depan Gereja, Bangsa dan Negara Indonesia juga harus berusaha mempertahankan Kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh para pejuang Kemerdekaan. Karena memperjuangkan dan mempertahankan adalah tugas yang sama beratnya.
Merdeka Bersama OMK
Setelah bersyukur bersama dalam perayaan ekaristi atas 69 tahun kemerdekaan RI. Acara dengan tema Merdeka bersama OMK dilanjutkan dengan perlombaan tradisional di lapangan Budi Mulia. Tidak ketinggalan partisipasi para seminaris dari Seminari Menengah Stella Maris untuk bersama – sama merayakan Kemerdekaan RI. Hadir juga RD. Habel Jadera selaku Ketua Komisi Kepemudaan (KOMKEP) Keuskupan Bogor untuk menyaksikan perlombaan tradisional yang telah disiapkan oleh panitia.
Perlombaan tradisional dimulai dengan Senam Wajah, pada perlombaan ini wajah salah seorang peserta dilumuri dengan coklat lalu ditempelkan wafer berbentuk bulat kecil kemudian peserta harus menjatuhkan seluruh wafer yang ada diwajahnya hanya dengan merubah rubah ekspresi wajah. Perlombaan tradisional selanjutnya yaitu mengambil koin dalam tepung tanpa menggunakan tangan, memindahkan kelereng dengan sumpit, lomba balap bakiak, memasukkan buncis kedalam botol, lomba makan kerupuk, memecahkan balon air dengan mata tertutup, dan lomba terakhir adalah tarik tambang. Setelah lomba selesai acara Merdeka Bersama OMK ditutup dengan pengunguman juara dan makan bersama.
Kaum Muda Katolik yang Cinta Tanah Air
Harapan Panitia setelah diadakannya acara Merdeka Bersama OMK, kaum muda katolik tidak hanya bangkit untuk ikut berpartisipasi dalam hidup di Gereja. Namun kaum muda juga perduli dengan masa depan Bangsa dan Negara Indonesia. Seperti ungkapan Mgr. Soegijapranata untuk menjadi kaum muda yang 100% Katolik dan juga 100% Indonesia. Oleh karena iut kita harus sadar bahwa pada saatnya nanti tongkat estafet kepemimpinan baik di Gereja maupun di masyarakat akan ada ditangan kita generasi muda saat ini.
Mari kita serukan KATOLIK IMANKU, GARUDA DI DADAKU! Agar kita tetap menjadi kaum muda yang beriman kepada Kristus dan memegang teguh Garuda yang ada di dalam darah kita, kaum muda Bangsa Indonesia.
(Johnsis)