Hari ini, Rabu 4 Februari 2015 Keuskupan Bogor berbahagia berkat Ulang Tahun Imamat ke-25 RD. Y.M Ridwan Amo, RD. Agustinus Surianto H., RD. Agustinus Suyatno, RD. Markus Lukas, RD. Christoforus Lamen Sani, serta RD. St. Ferry Sutrisna (Keuskupan Bandung). Sebagai ungkapan syukur, Keuskupan Bogor mengadakan Perayaan Syukur di Katedral Bogor.
Pukul 17.00 WIB, Perayaan Ekaristi dimulai. Mgr. Paskalis Bruno Syukur sebagai Selebran utama didampingi oleh 6 romo yang merayakan pesta imamatnya. Dalam kata pembuka Perayaan Ekaristi, Mgr. Paskalis mengungkapkan bahwa perayaan ini adalah perayaan syukur kita atas pengabdian ke enam romo kepada keuskupan. Mereka telah memberikan diri secara total sejak 25 tahun yang lalu. Lebih lanjut Mgr. Paskalis mengatakan “kita juga bersyukur bahwa mereka ini juga dibantu oleh umat sekalian yang dalam perjalanan sejarah mereka, dalam hal tertentu telah membantu mereka, teristimewa orang tua mereka”.
Dalam homilinya, RD. Markus Lukas dengan kerendahan hatinya mengungkapkan terima kasih untuk cinta yang diberikan oleh seluruh umat. Dalam sharing penuh canda, Romo Markus Lukas juga membagikan pengalaman nyata menjadi seorang yang tidak diterima ditempat asalnya, sesuai yang diungkapkan dalam Injil hari ini. Beliau juga mengungkapkan bahwa resep utama keutuhan dalam kebersamaan adalah kedekatan (intimitas) dan keakraban.
RD. Ridwan yang mewakili para imam dalam sambutannya mengungkapkan syukur dan terima kasih untuk apa yang dialami hingga saat ini. Beliau juga memperkenalkan 5 imam yang lain kepada seluruh umat berserta tempat tugasnya masing-masing. Sedangkan Mgr. Paskalis dalam kata sambutannya merasa bangga atas keutamaan yang dimiliki oleh para imam ini, sambil beliau juga mengungkapkan apa saja keutamaan yang mereka miliki diselingi canda yang menjadi ciri khasnya. Bapa Uskup juga mengatakan: “Saya Bangga, bahwa mereka telah 25 tahun teruji menjadi imam melebihi saya. Mereka adalah orang-orang yang setia kepada Gereja”. Lebih lanjut beliau mengatakan: “Ketika saya berdiri di Altar didampingi oleh mereka, saya merasa bangga, karena apa artinya uskup kalau ia bekerja sendiri tidak mempunyai imam yang memberikan keutamaan mereka untuk pengabdian kepada sesama.” Mgr. Paskalis juga mengungkapkan tentang spiritualitas Imam Diosesan dan kesetiaan para imam diosesan terhadap gereja lokal, serta juga mengingatkan kepada seluruh imam yang hadir akan hidup ‘comunio’ antar imam. Imam Diosesan harus setia kepada keuskupannya dalam comunio yang dicita-citakan. Secara langsung beliau juga mengajak semua imam untuk selalu hadir dalam pertemuan imam sebagai bentuk kebersamaan karena dalam pertemuan itulah wujud ‘comunio’ secara konkret. Dalam penutup sambutannya, beliau mengatakan: ”jadikanlah perayaan ini sebagai kesempatan untuk kita memperbarui tekad kita untuk bersama-sama membangun ‘comunio’ kita”.
Setelah Perayaan Ekaristi, hadirin diberikan kesempatan memberikan ucapan selamat kepada para imam yang hari ini berbahagia, serta mendapatkan souvenir berupa buku “ langkah tiada henti menjadi imam yang membumi”, yang kemudian dilanjutkan dengan ramah-tamah di Aula Paroki Katedral Bogor.
<< RD. Y. Joned (KomSos) >>