Keuskupan – Komsos : Hari Minggu, 18 Oktober 2015, WKRI Santo Thomas bekerjasama dengan OMK dan PSE menyelenggarakan Seminar tentang Kawin Campur.
Judul yang diambil cukup to the point yaitu KRISTUSKU VS CINTAKU. Dari judulnya jelas materi yang dibawakan adalah tentang banyak kasus mengenai Perkawinan Campur (Beda Gereja dan Beda Agama) yang terjadi di kalangan umat Katolik. Banyak kasus dimana umat muda mengalami kebimbangan dalam memutuskan KRISTUSKU-kah atau CINTAKU ?
Dua pembicara yaitu RD. Yohanes Driyanto (Vikaris Judisial Keuskupan Bogor) dan RD. Christophorus Tri Harsono (Vikaris Jenderal Keuskupan Bogor) membawakan materi yang padat namun langsung mengena pada tujuan.
Dihadiri lebih dari 200 peserta – dari kalangan OMK maupun orang tua – dan undangan baik dari Paroki St. Thomas maupun dari luar paroki, serta beberapa peserta non-katolik yang juga hadir bersama pasangan Katoliknya.
Acara dimulai tepat pukul 10.00, diawali dengan doa pembukaan serta sambutan dari Ketua WKRI St. Thomas, Ibu Chatarina Ismidasih dan Pastor Paroki St. Thomas RD. Eeng Gunawan, dilanjutkan dengan prolog drama 10 menit oleh OMK St. Thomas, kemudian mulai dengan paparan pertama oleh RD. Yohanes Driyanto.
Beliau mengangkat materi perkawinan menurut Kitab Suci dan mengupas mengenai hakikat, tujuan dan misi perkawinan. Di satu sisi beliau menjelaskan bahwa Gereja Katolik dapat menerima perkawinan beda gereja/beda agama ini dengan tentunya berbagai syarat yang diajukan, di sisi lain beliau juga membuka mata banyak orang mengenai berbagai konsekuensi yang dapat terjadi dalam situasi tersebut yang mau tidak mau harus dihadapi oleh pasangan.
Dari paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa apabila pasangan tidak siap menghadapi konsekuensi yang akan terjadi, sebaiknya berpikir beribu kali sebelum memutuskan untuk menikah.
Setelah makan siang, pada pukul 12.30 – 13.15, RD. Christophorus Tri Harsono memberikan paparan kedua. Beliau menyampaikan bahwa kadar keimanan seseorang juga ciri-ciri gereja yang baik dan benar seharusnya melatar-belakangi keputusan seseorang untuk menikah atau memilih pasangan hidup.
Kupasan Kitab Cuci mengenai Ke-Allah-an Kristus, Tritunggal, pengalaman iman pribadi, karakter iman juga kejahatan ketidak-setiaan iman dengan contoh-contoh konkritnya disampaikan di bagian awal dari paparan.
Berangkat dari kupasan tersebut beliau menjelaskan betapa agungnya sebuah perkawinan dalam Gereja Katolik sehingga kurangnya pengetahuan seseorang mengenai hal ini memiliki resiko-resiko yang harus dihadapi oleh pasangan maupun keluarga. Perkawinan beda gereja/beda agama memiliki resiko antara lain, keluarga yang hancur, penderitaan, Iman yang hilang, hidup perkawinan yang buruk sehingga menjadi neraka dunia, menjadi teladan yang buruk, menyakiti orang yang dicintai bahkan 99% diantaranya mengalami perceraian.
Pukul 14.40 dilangsungkan sesi tanya jawab. Setumpuk kertas pertanyaan anonim dikompilasi oleh ibu-ibu dari WKRI menjadi 9 buah pertanyaan besar.
Antusiasme peserta terlihat dari 99% peserta yang bertahan sampai acara selesai pukul 16.00 walaupun di luar cuaca sangat panas. Acara ditutup dengan doa dan berkat dalam Bahasa Arab oleh RD. Christophorus Tri Harsono.
(weka)