Retret Pengutusan Peserta Kursus Evangelisasi Pribadi (KEP) Paroki Kristus Raja – Serang & Paroki Santa Maria Tak Bernoda – Rangkasbitung

Bogor-Keuskupan“Per MAriam Ad Jesum” Melalui Maria sampai (pada) Yesus, semboyan yang melandasi para panitia dan peserta Kursus Evangelisasi Pribadi (KEP) tahun2016 Dekanat Barat–Keuskupan Bogor yaitu Paroki Kristus Raja–Serang dan Paroki Santa Maria Tak Bernoda–Rangkasbitung, sehingga bisa dilaksanakan pengajaran dan retret pengutusan peserta Kursus Evangelisasi Pribadi (KEP) secara bersamaan dalam satu waktu dan satu kepanitiaan, dari bulan Agustus 2016 dan mencapai puncaknya dengan diadakannya Retret Pengutusan selama 3 hari yaitu16 – 18 Desember 2016 di Lembah Karmel-Cikanyere dengan mengusung tema “YESUS DATANG UNTUK MENYERTAI KITA MEWUJUDKAN KASIH BAPA”. Peserta terdiri dari KEP umum angkatanX (Kristus Raja – Serang)sebanyak 57 peserta, KEP angkatan VII (OMK- Serang) sebanyak 13 peserta dan KEP angkatan VII (St. Maria TakBernoda – Rangkasbitung) sebanyak 25 peserta.

Acara ini dikemas dalam beberapa sesi pertemuan yang dibawahkan oleh pengajar-pengajar handal dan juga diselingi dengan pujian oleh kelompok Karismatik Katolik. Kegiatan yang dilakukan selama Retret pengutusan adalah:

  1. Pengembangan hidup Rohani berupa Misa Kudus dan Adorasi kepada Sakramen Maha Kudus,
  2. Pencerahan Hidup Rohani / Pengajaran berupa pengajaran setiap sub-tema retret yaitu (Yesus adalah pemberita Injil, Krisis dan hasil pemberitaan Injil, Pembentukan pemberita Injil, Perjalanan tobat pemberita Injil, Perjalanan iman pemberita Injil, Yesus pemberita Injil dalam sengsara serta pembentukan pemberitaan Injil), pendalaman materi (Refleksi), penerimaan Karunia Roh Kudus (Pencurahan)
  3. Sharing hidup Rohani berupa Refleksi / renungan pribadi, sharing berdua (Perjalanan Emaus), Penerimaan Sakramen Tobat, Counseling Pribadi

Retret diawali dengan Misapembuka yang dipersembahkan olehRD. Stefanus Sumardiyo Adipranoto, selaku pastor Paroki Kristus Raja –Serang.  Dalam homilinya romo Sumardiyo mengatakan bahwa kita dipanggil untuk hidup bersatu sebagai murid Kistus, dimana hal ini berdasarkan atas rahmat pembabtisan. Kita diutus untuk mengenalkan Yesus sebagai pemberita Injil  dan pemberita Injil itu semestinya mewujudkan satu tubuh supaya dijiwai satu Roh, berpegang pada Satu Tuhan dan mengabdi pada satu Allah. Kita sadar bahwa untuk mewujudkan harapan ini kita akan menghadapi berbagai macam tantangan dan cobaan namun kita sebagai murid Kristus tidak boleh takutdankuatir karena Yesus sendiri telah mengatakan kepada kita Sampai pada akhir Zaman aku akan menyertai engkau. Tugas perutusan kita sebagai murid Kristus danharus memberikan kesaksian tentang Dia (Dia adalah Injil yang datang dari Allah). Berlatar belakang hal tersebut maka tema yang diusungpada misa pembuka RetretKEP 2016: Injil Yesus Kristus Harus diwartakan”.

Kerinduan Yesus terungkap dalam Injil Yohanes Bab 15: 4 (Tinggalah dalam Aku dan Aku dalam kamu, seperti ranting tak dapat berbuah kalau terpisah dari batang). Keinginan Yesus supaya kita tetap bersama dan bersatu sehingga kita mempunyai kemampuan dalam melaksanakan tugas perutusan.

Sebagai puncak dari acara ini adalah diadakan Misa Pengutusan yang dipersembahkan oleh bapak Uskup – Bogor Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM sebagai selebran utama dan didampingi konselebran RD. Stefanus Sumardiyo Adipranoto dari paroki Kristus Raja–Serangdan RD. Andreas Bramantyo dari Paroki Santa Maria Tak Bernoda – Rangkasbitung

Dalam homilinya bapak Uskup mengatakan bahwa Retret ini juga bagi kita untuk mempersiapkan diri menyambut Sang Raja Agung, Tuhan kita Yesus Kristus. Persiapan istimewa ini sedang kita jalankan di tempat ini yaitu mengikuti Retret KEP  ataupun persiapan menerima Karunia Roh Kudus. Semuanya mengarah kepada Dia Sang Raja yang datang menyertai kita. Maka mari kita bersama tokoh-tokoh yang disebutkan dalam bacaan yang ada dalam sejarah kehidupan umat  manusia yang  telah mempersiapkan diri (hati, pikiran atau hidup) kita untuk menyambut Sang Raja dalam peristiwa Natal.

Persiapan atau Retret seperti ini bertujuan agar kita benar-benar mengalami Allah itu. Pengalaman kehadiran Allah menjadi nyata dalam tingkah-laku kita. Apa yang kemudian diamanatkan  kepada anda sekalian, bahwa anda akan siap menjadi pemberita Injil.

Ada 3 hal yang mau diungkapkan dalam renungan kali ini:

  1. Surat yang disampaikan St. Paulus kepada Jemaatnya di Roma, yaitu dari Paulus hamba Kristus Yesus yang dipanggil untuk menjadi Rasul dan ditugaskan untuk memberitakan Injil Allah. (kita ganti Paulus dengan nama anda masing-masing), hamba Kristus Yesus yang dipanggil  oleh Yesus untuk memberitakan Injil. Seperti Paulus, anda juga menjadi orang yang dipanggil oleh Allah untuk memberitakan Injil. Dipanggil kemudian dikudus Atinya dipanggil dan diberi karuniah oleh Allah  untuk memberitakan Injil. Dalam teks  yang sama Paulus mengatakan bahwa dahulu Injil itu telah dijanjikan dengan perantaraan para nabi, yaitu  mengenai anak Allah yang dlahirkan dari keturunan Daud dan menurut Roh Kudus dinyatakan sebagai anak Allah yang berkuasa oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati. Dia adalah Yesus Kristus Tuhan kita.

Kita siap menjadi pemberita Injil berarti kita siap menjadi pengikut Kristus. Kita sebagai pemberita Injil harus mengenal Tuhan. Itulah tantangan kita sebagai seorang Katolik. Bapak Uskup kembali mengajak semua peserta KEP untuk membawa sesuatu yang baru bagi Keuskupan Bogor serta di paroki kita masing-masing yaitu menjadi orang-orang yang benar-benar mengenal hidup Kristus.

  1. Injil Matius

Injil menceritakan kisah  tentang Yesus apa yang Dia perbuat serta bagaimana reaksi orang terhadap pribadi Yesus). Kalau kita mendengar Injil hari Minggu maka hendaklah kita mengarahkan hati dan pikiran kita kepada apa yang dibicarakan Injil tentang Yesus.  Injil hari ini membicarakan tentang persiapan kelahiran Yesus. Awalnya Santo Yusuf tidak memahami tentang semuanya itu tetapi kemudian dia dibimbing Allah untuk menerima Maria. Maria diminta oleh Tuhan untuk menjadi bunda Yesus dengan menyediakan dirinya menjadi tempat Sang Putra Allah menjelma menjadi manusia. Awalnya Maria ragutetapi kemudian dibimbing oleh Allah dan Maria menerima itu. Seperti juga Yusuf, bagaimana dia menerima Maria sebagai istrinya dan tidak mau mempermalukan Maria. Hal ini terjadi karena Roh Allah berkarya didalam diri Santo Yusuf dan Santo Yosef membuka dirinya untuk menerima Maria. Santo Yusuf menyediakan dirinya berjalan besama Maria yaitu berperan dalam menjaga, melindungi dan memelihara Sang bayi Yesus dari segala macam bahaya. Kita sekalian yang tentu saja sebagai seorang yang juga menerima Yesus. Kita juga melibatkan diri menerima bimbingan Tuhan sehingga kita bisa berperan seperti Yusuf menjaga, menerima Yesus dan kemudian memberitakannnya kepada orang lain. Dalam hal ini bapak Yusuf menjadi seorang pemberita Injil yang menerima Sang Yesus Kristus dan dia memelihara serta menjaganya. Hendaklah kita juga berperan seperti itu, Kita menerima Dia dalam lingkungan keseharian kita.

  1. Siapa pencipta scenario semuanya ini. Ialah Allah sendiri. Allah berkarya melalui Roh Kudus-Nya yang akhirnya menghadirkan Yesus Kristus. Allah mempunyai peran yang besar dalam roda menyelamatkan sehingga manusia Katolik haruslah menjadi manusia yang menyelamatkan sesamanya.  Scenario Allah ialah menyelamatkan kita. Maka kalau kita merayakan masa Advent, masa Natal berarti kita mau berjalan  bersama dalam rencana Allah untuk menyelamatkan dunia ini. Lakukan scenario Allah ini dalam keluarga kita masing-masing. Selamatkanlah keluargamu, jangan keluarga itu menjadi tempat tangisan/ratapan karena kekurangan saya, karena dosa-dosa saya. Jika itu terjadi mulailah dengan scenario baru yaitu mengikuti scenario Allah yang menyelamatkan. Untuk menyelamatkan kita perlu memulainya, kita perlu berbuat tatapi jangan kita sendiri menciptakan supaya orang lain menderita. Allah tidak memanggil kita untuk  membuat orang lain menderita tetapi membuat orang lain berjalan besama. Apalagi dalam keluarga kita. Anda sebagai ayah, sebagai ibu, sebagai anak, apakah anda bersama-sama membuat keluarga itu menjadi tempat dimana Allah itu sedang menyelamatkan kita? Itu yang terjadi kalau kita mengikuti scenario Allah. Kita menjadi pemberita Injil. Untuk itulah saudara-saudari anda akan diutus, akan diberi bekal Injil, diberi lilin untuk mengingatkan bahwa anda akan menjadi orang-orang yang membawa terang bagi sesama. Mulailah dalam keluarga masing-masing. Buatlah Natal tahun ini menjadi Natal yang penuh dengan tahun sukacita. Apakah kata-kata saya dalam lingkungan, dalam paroki membuat orang lain menderita atau membuat orang lain berbahagia. Kalau kita sebagai pemberita Injil, buatlah sesama kita melalui kehadiran kita, melalui kata-kata kita dia mengalami bahwa Allah berkarya diatas kita. (KOMSOS Paroki Kristus Raja Serang)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!
Enable Notifications OK No thanks