Pasir Muncang-Keuskupan : Selasa, (28/2/2017) dalam pekan akhir bulan Februari, para Imam Dekanat Tengah berdatangan di Pasir Muncang, jalanan berliku, sempit, dan curam di lalui dengan semangat untuk berkumpul bersama. Sesampainya di tempat tersebut kami menyaksikan betapa indah pemandangannya, dari puncak mata dapat memandang alam sekitar. Hawa sejuk pagi hari menambah kekaguman kami untuk terus menatap indahnya ciptaan Tuhan. Sajian teh dan kopi hangat menambah hikmat kami menikmati pemandangan. Snack hasil kebun berupa kacang dan singkong mengobati kerinduan kami berinteraksi dengan alam. Rombongan para Imam dari paroki-paroki mulai berdatangan, sambil menikmati sajian, kami pun bersenda gurau dalam suasana kekeluargaan. Perkebunan Pasir Muncang merupakan pengolahan tanaman organik yang higienis yang dikelola oleh Pater Gabriel dan Pater Julius.
Setelah, semua hadir kami memulai acara dari pukul 10.00-13.00, tema bahasan saat itu tentang bahan APP. Namun, sebelum membahas APP, Pater Gabriel dan Pater Julius memberikan penjelasan tentang keberadaan lahan perkebunan sebagai tempat pelatihan bagi para petani dan juga sebagai percontohan lahan pengolahan organik yang dapat dipasarkan ke khalayak umum. Lahan luas sekitar 22 ha, yang dulunya hanya semak belukar dan perdu dibabat habis diganti dengan tanaman pohon yang dirawat bertahun-tahun sehingga semakin hijau dan sejuk. Lahan yang luas juga cocok sebagai tempat pelatihan bagi mahasiswa ataupun yang ingin camping. Terlebih kehadiran para Imam di Pasir Muncang adalah untuk menanamkan kesadaran bagi kita semua tentang manfaat pengolahan lahan secara organik agar alam terawat secara sehat dengan manusia yang sehat pula.
Setelah itu, bahasan dilanjutkan dengan sharing dan penjelasan dari RD Ridwan tentang bahan Aksi Puasa Pembangunan (APP) dengan tema “Orang Muda Katolik Penunjang Keluarga Berwawasan Ekologis” kepada para imam. Setelah tema Advent tahun 2016 “OMK Merayakan Natal dalam Keluarga” kali ini, Bahan APP kembali menyoroti keterlibatan OMK sebagai harapan bagi masa depan bumi. Bahan APP yang diulas adalah untuk membantu para Imam memperdalam bahasan yang nantinya dapat dibagikan kepada umat di paroki masing-masing. Terlebih juga mengingatkan kepada para Imam agar terlibat dalam interaksi dengan alam semesta. Bukan hanya soal kesadaran berekologi dan berorganik ria, tetapi lebih kepada bersahabat dengan alam dengan membangun persepsi dan budaya baik dengan menelusuri pemahaman-pemahaman yang kurang baik yang berkembang di masyarakat selama ini, misalnya sejak kecil ditanamkan pada anak-anak bahwa sampah itu menjijikan dan harus dibuang, sehingga kita bisa saja membuang sampah seenaknya dan bukan pada tempatnya, diganti dengan mari menempatkan sampah pada tempat yang benar, ditempat yang sudah disediakan maupun yang dibuat sendiri, sehingga kita tidak lagi mempunyai dosa ekologis, dosa ekologis dari pembuangan sampah yang sembarangan membuat sampah berserakan dimana-mana, mengakibatkan lahan kotor, dan bahkan menimbulkan banjir karena sampah khususnya yang tidak terurai menjadi penyebab kerusakan alam dan terlebih kerusakan mental manusia secara turun temurun. Mari berubah dan berbenah.
Setelah ulasan APP selesai, acara dilanjutkan dengan varia paroki, dan ulasan tentang OMK Dekanat yang menjadi perhatian dari pertemuan khusus selama APP. Pertemuan ini diakhiri dengan santap siang bersama dari hasil kebun, saat santap siang gerimis pun turun hingga menjadi hujan lebat, kabut pun menyelimuti lereng-lereng bukit membuat hawa bertambah dingin. Perhatian dan keterlibatan imam bagi alam semesta sama halnya seperti memperhatikan umat beriman, total dan loyal. Mari, merefleksikan tema APP yang dicanangkan oleh Keuskupan dengan segera bertindak, dan berbuat, supaya iman kita semakin hidup. Selamat berpantang dan berpuasa. Tuhan Memberkati. (RD Marsel).