Bandung-Keuskupan: Jumat, 2 Februari 2018 merupakan tanggal istimewa bagi komunitas para romo dan frater Seminari Tinggi Santo Petrus-Paulus (STSPP), Keuskupan Bogor. Komunitas Seminari Tinggi St. Petrus-Paulus mengadakan acara tahunan, yakni “Penjubahan” para frater Tahun Orientasi Rohani (TOR) sekaligus juga merayakan ulang tahun Tahbisan Presbiterat Mgr. Paskalis Bruno Syukur. Acara berlangsung pukul 17.00 s.d selesai bertempat di Seminari Tinggi Jalan Suryalaya No 7 Buah Batu, Bandung.
Para frater yang terjubah itu ialah:
- Fr. Lamro Siregar (berasal dari Medan);
- Fr. Yakobus Nurwahyudi (Palembang);
- Fr. Christoforus Dominic (Bekasi);
- Fr. Alexander Jordan (Parung-Bogor);
- Fr. Martin Pangestu (Cipanas);
- Fr. Agustinus Widyawan (Cipanas);
- Fr. Yohanes Epifanus (Katedral-Bogor).
Upacara penerimaan jubah dilaksanakan dalam Perayaan Ekaristi, yang dipersembahkan oleh Mgr. Paskalis Bruno Syukur, didampingi oleh RD. Nikasius Jatmiko (Rektor Seminari Tinggi St. Petrus-Paulus) dan RD. Robertus Untung Hatmoko (Direktur Tahun Orientasi Rohani). Dalam Perayaan Ekaristi tersebut, Mgr. Paskalis Bruno Syukur mengungkapkan bahwa ada dua hal penting terkait tanggal 2 Februari 2018 (Pesta Yesus Dipersembahkan di Kenisah). Pertama, perihal “mempersembahkan.” Orang tua Yesus (Maria dan Yusuf) mempersembahkan Yesus yang adalah Mesias kepada Allah. Orang tua Yesus mempersembahkan Yesus dengan penuh sukacita dan ketulusan. Maka, hal mempersembahkan selalu berkaitan dengan ketulusan hati dan keikhlasan.
Kedua, Peristiwa penjubahan. Inti dari peristiwa penjubahan ialah orang tua yang ikut berperan dalam menentukan pilihan dengan cara mempersembahkan anaknya, khususnya bagi Gereja di Keuskupan Bogor. Anak-anak mereka yang dipersembahkan adalah anak-anak yang berkualitas. Maka, kualitas itu harus ditempa supaya menjadi kualitas yang baik dan pada akhirnya, anak-anaknya yang telah ditempa di dalam formatio di seminari dalam waktu yang cukup lama dapat sampai menjadi Imam di Keuskupan Bogor.
Anak-anak yang telah dipersembahkan hendaknya membaktikan dirinya secara utuh untuk Gereja di Keuskupan Bogor. Mereka yang telah dipersembahkan ialah mutiara yang berharga sehingga mutiara itu perlu dijaga. Dengan demikian, hubungan antara Pesta Yesus Dipersembahkan di Kenisah dengan upacara penjubahan terletak pada hal “mempersembahkan.” Yesus yang dipersembahkan oleh orang tua-Nya sama halnya dengan ketujuh frater terjubah yang dipersembahkan pula oleh orang tuanya untuk mengabdikan diri secara utuh bagi Gereja di Keuskupan Bogor.
Pesta Yesus yang dipersembahkan di Kenisah memberi makna bahwa Yesus yang dijadikan persembahan itu ialah pribadi yang berkualitas. Sama halnya dengan ketujuh frater terjubah, mereka ialah pribadi-pribadi yang berkualitas, yang sedang menempa dan ditempa dirinya dalam formation di Seminari Tinggi St. Petrus-Paulus. Fictor Noster Tu et Opera Manuum Tuarum Omnes Nos (Yes 64:8) adalah motto penjubahan mereka. Harapannya, mereka dapat menjadi imam-imam di Keuskupan Bogor dan melayani umat di Keuskupan Bogor dengan sepenuh hati.
Selamat berbahagia dan selamat menempuh tugas baru dengan ciri yang baru, yakni jubah yang telah diterima dan dikenakan itu. (RDJU-Fr. Rio Chandra)
Proficiat buat para frater muda. Semoga para frater semakin diteguhkan dalam panggilan. Semoga para pembina dan pendamping selalu sabar membantu Anda. (Sepertinya saya kenal wajah-wajah para frater muda ini…hehehe..)
Terima kasih Pak Thomas.
Mohon doanya selalu agar para frater ini menekuni panggilannya dengan setia.