Pertemuan Buruh & Pekerja Keuskupan Bogor

Loading

Cileungsi-Keuskupan: Dewasa ini tantangan bagi setiap keluarga semakin beragam. Terutama bagaimana menata kehidupan ekonomi di tengah harga kebutuhan pokok yang selalu merambat naik. Hal ini pun dihadapi oleh keluarga-keluarga Katolik yang umumnya terdiri dari para buruh atau pekerja. Jika dihitung dengan upah yang diterima tentu saja masih kurang apalagi untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Diperlukan pemberdayaan ekonomi melalui usaha-usaha kreatif yang bisa dilakukan selepas jam kerja.

Hal inilah yang ditangkap oleh Keuskupan Bogor sehingga melalui RD. Bertholomeus Wahyu Kurniadi dari komisi Perburuhan menggagas pertemuan para pekerja Katolik se-Keuskupan Bogor. Kegiatan ini diadakan pada Minggu, 4 Februari 2018, di kapel Santa Lucia – Cileungsi. Pertemuan ini dihadiri oleh perwakilan pekerja dari area Serang, Cibinong, serta Cileungsi selaku tuan rumah. Turut hadir pula Ibu Yosefin Lely Kusumaningsih dari Komisi Mitra Perempuan dan Ibu Liest Pranowo dari Forum Pendamping Buruh Nasional.

Dalam suasana yang akrab terjadi sharing antar pekerja terutama pengalaman bagaimana memberdayakan ekonomi keluarga. Mulai dari beternak jangkrik, budidaya jamur dan lele, usaha sablon kaos, hingga membuka usaha kuliner yang menjadi sumber penghasilan keluarga selain bergantung pada gaji yang diterima setiap bulannya. Tantangan dalam pendampingan buruh/pekerja juga turut dibagikan oleh Ibu Liest yang sudah lama bergelut dan berkecimpung dalam dunia perburuhan. Hal yang senada juga diutarakan oleh Ibu Lely utamanya dalam mendampingi buruh/pekerja untuk menekuni usaha kreatif melalui workshop dan penerapannya.

Romo Bertho menekankan bahwa diperlukan komunikasi dan sharing antar pekerja se-keuskupan Bogor yang ditujukan untuk saling berbagi pengalaman. Bahkan di kemudian hari tidak menutup kemungkinan diadakan pelatihan lintas area mengingat banyaknya kawasan industri di lingkup keuskupan yang tentunya banyak umat Katolik yang bekerja dan menggantungkan ekonomi keluarganya. Pekerja Katolik haruslah menjadi pribadi yang tangguh, mengerti akan hak dan kewajiban serta peraturan ketenagakerjaan, dan memiliki usaha di luar pekerjaan yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup keluarganya.

Tantangan nyata memang sangat lekat dihadapi oleh para buruh/pekerja. Mulai dari perlunya pendidikan literasi keuangan, ‎isu kesetaraan gender hingga beberapa pekerja yang masih menerima upah di bawah standar. Disinilah pentingnya pastoral kehadiran dan advokasi oleh komisi di keuskupan Bogor. Bagaimana menjawab tantangan tersebut adalah dengan mencerdaskan mental dan finansial buruh/pekerja.

Di akhir pertemuan dibentuklah kepengurusan buruh/pekerja se-keuskupan Bogor dengan Romo Bertho selaku ketua didampingi wakil ketua Valenia Pandu (area Serang) dan Vincentius Ferrer Nanang Edi Kuswoyo (area Cibinong). Turut dibentuk sekretaris, bendahara, dan koordinator area yang nantinya akan menghadap Bapa Uskup Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM. untuk pengarahan dan tindak lanjut nyata dalam lingkup perburuhan Keuskupan Bogor. (RD.David/Komsos Keuskupan Bogor)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Enable Notifications OK No thanks