Bogor-Keuskupanbogor.org: Uskup Bogor, imam, biarawan-biarawati, serta ratusan umat Keuskupan Bogor merayakan Misa Krisma atau Pemberkatan Minyak Suci di Gereja BMV Katedral Bogor, Selasa (27/3/2018). Dalam Misa ini, selain memberkati minyak suci yang akan dipakai dalam katekumen, krisma, dan pengurapan orang sakit, uskup dan para imam juga memperbarui janji tahbisan mereka. Misa yang dihadiri oleh sekitar 80 imam diosesan dan tarekat yang berkarya di Keuskupan Bogor ini dipimpin oleh Uskup Bogor Mgr. Paskalis Bruno Syukur, Vikjen Keuskupan Bogor RD. Ch. Tri Harsono, dan Pastor Paroki BMV Katedral RD. Dominikus Savio Tukiyo.
Sebelum membarui janji imamat, uskup dan para imam mengikuti rekoleksi yang diadakan di Pusat Pastoral (Puspas) Keuskupan Bogor sejak Senin (26/3/2018) hingga Selasa (27/3/2018) pagi. Rekoleksi bertema Menjadi Imam yang Berkarakter Kebangsaan Indonesia ini dipimpin oleh RP. Felix Supranto, SS.CC. Dalam rekoleksi ini, para imam juga menerima Sakramen Tobat.
Gembala yang Tahu Diri dan Rendah Hati
Mgr. Paskalis membuka homilinya dengan mengutip Firman Tuhan yang tertulis dalam Yeremia 3:15, berbunyi “Aku akan mengangkat bagimu gembala-gembala yang sesuai dengan hati-Ku, mereka akan menggembalakan kamu dengan pengetahuan dan pengertian.” Janji Tuhan ini terwujud dalam diri para uskup dan imam, yang diberi rahmat khusus oleh karena kerahiman-Nya, untuk menjadi imam Tuhan dalam Gereja-Nya. Mgr. Paskalis juga menekankan kembali hakikat dari panggilan para gembala yang tertuang dalam anjuran apostolik Pastores Gregis, bahwa gembala adalah hamba Allah dan pelayan Gereja-Nya.
Ia mengingatkan para imam akan dua nilai menarik dari pribadi Yesus: 1) Yesus tahu tentang diri-Nya sendiri dan apa yang Dia kerjakan, dan 2) Yesus secara sengaja mengambil jalan kerendahan hati, kesederhanaan yang tulus untuk menyelamatkan manusia. Nilai-nilai inilah yang harus diteladani para imam dalam tugas penggembalaan mereka. Seperti Yesus, imam harus tahu tentang diri mereka dan apa yang mereka kerjakan, memiliki komitmen untuk setia, dan membantu semua orang yang mengalami kesulitan.
“Sikap umat adalah (cerminan) sikap imam. Imam bukan membawa pemikiran sendiri, tetapi membawa Yesus. Jangan sampai kita sombong atau tinggi hati, karena kita mengikuti Yesus. Mari bangun kebersamaan dalam semangat kerendahan hati, dan tidak berputus asa, karena ada Paskah sejati dalam diri kita,” tegasnya.
Meneguhkan Hidup Doa
Untuk membangun dunia, Mgr. Paskalis mendorong para imam untuk bergerak dari zona nyaman dan menjalani hidup doa yang kuat. Tanpa doa, hidup sebagai uskup dan imam akan menjadi sulit. Ia menyayangkan kenyataan bahwa masih banyak imam yang sering mangkir dari brevir (ibadat harian). “Saat doa makan, ia ada, namun saat brevir, ia hilang entah ke mana,” canda Mgr. Paskalis yang disambut dengan tawa umat.
Selain mengimbau para imam untuk menyediakan tempat-tempat doa dan berdoa lebih giat lagi, Mgr. Paskalis juga mengajak umat untuk terus mendoakannya dan para imam. “Tolong doakan kami semua agar kami rajin berdoa. Untuk para imam, mari sungguh-sunguh menjadi gembala, menjadi imam yang melayani agar umat kita lebih mengenal Kristus, dan penuh kerelaan hati menyatakan bahwa kita adalah pengikut Kristus melalui perbuatan-perbuatan kita,” tutupnya.
Di akhir Misa, Mgr. Paskalis mengucapkan terima kasih kepada para imam yang telah menjalani tugas perutusannya masing-masing dengan baik, termasuk mereka yang saat ini diutus untuk studi di luar negeri atau berkarya di keuskupan-keuskupan lain. Ia juga kembali mengajak para umat untuk mendoakan para imam supaya rajin berdoa. Selepas Misa, uskup dan para imam mengikuti ramah tamah di ruang seksi paroki BMV Katedral Bogor. (Maria Nathanael/Mentari/Komsos Keuskupan Bogor)