Merawat NKRI Melalui Seni Budaya

Loading

Rabu (08/08/2018), terlihat banyak orang berkumpul dan memasuki Gedung Stovia, Museum Kebangkitan Nasional. Ada apa gerangan? Ternyata hari itu Lembaga Pembinaan dan Pengembangan PESPARANI Katolik Nasional (LP3KN) mengadakan Seminar Nasional yang mengambil tema “Menjaga Harmoni, Merawat NKRI Melalui Seni Budaya, Dari Jakarta Menuju Ambon”. Acara yang dibuka tepat pada pukul 15.00 itu memang diadakan dalam rangka mempersiapkan PESPARANI (Pesta Paduan Suara Gerejani) Katolik Nasional I yang akan diadakan pada 27 Oktober 2018 – 2 November 2018 di Ambon, Maluku dengan mengambil tema “Membangun Persaudaraan Sejati” dan sub tema “Dengan Penyelenggaraan Pesparani Nasional ke-1 Kita Padukan Tekad dan Upaya Meningkatkan Semangat Persatuan dan Kebhinnekaan Demi Kemajuan Bangsa dan Kemuliaan Tuhan”.

Seminar Nasional pada hari itu diawali dengan kata sambutan dari Lukman Hakim Saifudin selaku Menteri Agama RI. Dalam kata sambutannya, beliau mengatakan bahwa seni budaya adalah sarana pendukung dan penyemangat dalam kehidupan religi bagi tiap manusia. Dalam tiap agama pasti ada seni budaya yang menjadi cirri khas dari agama tersebut. Ada MTQ dalam agama Islam, PESPARANI dalam agama Kristen dan Katolik.

Kementerian Agama mendukung diadakannya PESPARANI ini baik secara moril maupun materiil. Namun, ternyata dukungan materi dari Kementerian Agama RI itu belumlah mencukupi. Hal itu berarti penyelenggaraan PESPARANI benar-benar dipersiapkan dengan baik dan matang.

Selanjutnya acara talkshow pun dimulai dengan menghadirkan Romo Aloysius Budi Purnomo, Pr, Komjen Pol Heru Winarko selaku Kepala BNN RI, Lisa A. Riyanto selaku Pengurus LP3KN, Brian Prasetyoadi  dan Prita Laura selaku Moderator.

Kesempatan pertama diberikan pada Romo Aloysius Budi Purnomo, Pr atau akrab disapa Romo Budi. Beliau mengatakan bahwa seni budaya tidak bias dipisahkan dari liturgi. Seni budaya akan menyemangati dan memeriahkan perayaan ekaristi. Ibarat bunga warna-warni akan terlihat indah jika bersatu. Demikian juga dengan seni budaya. Tidaklah elok jika musik hanya terdiri dari satu nada saja. Seni Budaya itu laksana Amazing Grace. Usai memaparkan pendapatnya, Romo Budi memainkan lagu “Amazing Grace” dengan saxophone miliknya yang membuat hadirin turut berdendang bersama.

Setelah itu Komjen Pol. Heru Winarko memaparkan jalur perdagangan dan peredaran narkoba serta upaya pencegahan narkoba secara defensif yaitu sejak masuknya dari luar negeri. Sedangkan penanganan yang dilakukan yaitu secara voluntary  dan compulsory. Beliau juga mengharapkan para orang muda yang aktif dalam suatu kegiatan keagamaan seperti seni budaya itu tidak menggunakan narkoba.

Lalu Lisa A. Riyanto selaku Pengurus LP3KN memaparkan bahwa PESPARANI merupakan suatu event yang luar biasa dengan mengumpulkan umat katolik melalui seni budaya. Adapun yang ingin dicapai atau dituju dari penyelenggaraan PESPARANI ini adalah persaudaraan dan kekompakan baik antar pelatih maupun anggota paduan suara yang berkompetisi tersebut. Selain itu penyelenggaraan PESPARANI juga diadakan di Islamic Center karena PESPARANI akan menyelenggarakan banyak perlombaan selain paduan suara sehingga membutuhkan banyak tempat. Sedangkan alasan penunjukkan kota Ambon sebagai tempat penyelenggaraan PESPARANI adalah karena kota Ambon ditunjuk sebagai kota Musik.

Sedangkan menurut Brian Prasetyoadi yang juga merupakan penyanyi dari grup band Jikustik mengatakan bahwa satu hal yang menarik dari penyelenggaraan PESPARANI adalah ketika orang-orang yang bias bernyanyi itu berkumpul. Selain itu dengan penyelenggaraan PESPARANI akan dapat mengikat persaudaraan dan dapat saling berbagi serta menyalurkan bakat bersama antar peserta dari daerah lain.

Pada acara talkshow ini juga membuka kesempatan bagi para hadirin untuk mengajukan pertanyaan dan tanggapan pada para narasumber.

Dalam closing statementnya, Lisa A. Riyanto mengatakan bahwa perlu dukungan dari banyak pihak dalam penyelengaraan PESPARANI ini. Semoga dengan kegiatan ini para orang muda katolik dapat semakin aktif, kreatif dan positif serta bebas narkoba.

Sedangkan Romo Budi mengatakan bahwa PESPARANI sebagai ajang untuk menjaga persaudaraan juga sebagai cerminan untuk semakin berhikmat pada Allah, apapun agamanya.

Usai talkshow para narasumber dan hadirin yang hadir dari berbagai paroki, komunitas dan elemen masyarakat itu menikmati hidangan makan malam berupa nasi dan soto ayam Madura yang telah disiapkan oleh panitia.

Sambil menikmati makan malam, mereka saling berkenalan dan bercengkrama dengan akrab dan hangat.

Lalu, acara yang ditunggu-tunggu oleh para panitia dan hadirin pun dimulai setelah menikmati makan malam yaitu penarikan nomor undian. Memang sebelum memasuki ruang seminar, para panitia dan hadirin melakukan registrasi juga mendapatkan 1 nomor undian. Adapun berbagai hadiah yang telah disiapkan oleh panitia yang digawangi oleh AM Putut Prabantoro sebagai Ketua Panitia dan Adrianus Meliala sebagai Ketua Umum LP3KN itu berupa alat-alat music seperti harmonika, seruling, biola dan hadiah utama yaitu piano digital Yamaha DGX 660.

Rangkaian acara Seminar Nasional pada hari itu ditutup dengan doa dan foto bersama.

Semoga penyelenggaraan PESPARANI dapat berlangsung dengan baik dan lancar demi kemuliaan namaTuhan dan kerukunan antar umat beragama.(annet)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

error: Content is protected !!
Enable Notifications OK No thanks