“Hikmat Tuhan didapatkan tidak hanya dengan berdoa namun juga dengan permainan,” tutur salah satu peserta Natal Dekanat Selatan.
Cipanas – keuskupanbogor.org: Rabu, 3 Januari 2019, para biarawan-biarawati yang berkarya di dekanat selatan Keuskupan Bogor, berkumpul di Biara Sang Kristus Cipanas untuk merayakan Natal. Perayaan Natal ini bertema Yesus Adalah Hikmat. Acara ini dibuka dengan Perayaan Ekaristi yang dipersembahkan Dekan Dekanat Selatan yaitu RD Yustinus Dwi Karyanto. Dalam homili, ia menegaskan bahwa sukacita Natal harus terus dibagikan kepada semua orang. Setelah perayaan Ekaristi, acara dilanjutkan dengan santap kudapan, dinamika kelompok dan permainan outdoor.
Walau terik matahari begitu menyengat, para ‘jomblo’ biarawan-biarawati ini begitu antusias untuk terlibat aktif di dalam permainan. Totalitas mereka membuahkan kegembiraan dalam kebersamaan yang ditandai senyuman dan gelak tawa. Kegembiraan semakin pecah ketika para biarawan dan biarawati bermain ular tangga “Surga”. Setelah permainan selesai, acara berlanjut dengan tukar kado. Setiap biarawan dan biarawati sudah menyiapkan kado yang berbungkus kertas koran. Kemeriahan tukar kado tidak kalah riuh dengan acara permainan.
Bermain untuk menemukan hikmat
Setelah acara tukar kado selesai, beberapa para biarawan dan biarawati mengatakan bahwa isi kado banyak yang menarik untuk dimiliki. Namun di sela-sela keramaian membicarakan isi kado, RP. Widi, OFM, salah satu koordinator tukar kado mengatakan bahwa permainan ular tangga “Surga” mengajarkan kita untuk tidak melekatkan diri pada materi. Dalam konteks tukar kado ini, kita tidak akan membawa isi kado ini ke surga. Lalu RD. Dwi mengusulkan agar isi kado ini dipersembahkan kepada para umat korban bencana di Cisolok, Sukabumi. Sontak beberapa biarawan dan biarawati berjalan ke depan untuk menaruh kado yang telah dibuka dan memberikannya kepada panitia. Acara dilanjutkan dengan berjoget bersama yang dipimpin oleh RP. Anton Sahat, OFM.
Sebelum acara ditutup, beberapa biarawan dan biarawati membagikan kesan-kesan tentang acara ini. Dari salah satu peserta, tercetus ungkapan bahwa acara natal tahun ini memberikan refleksi rohani yang mendalam lewat permainan. Acara Natal bersama ini memberikan refleksi tersendiri, bahwa permainan yang dilakukan oleh para biarawan-biarawati tidak hanya mempererat keakraban dan persaudaran, namun juga memberikan hikmat.
Tepatlah perkataan dari John Huizinga, seorang filsuf Belanda yang menegaskan bahwa manusia adalah manusia yang bermain (Homo Ludens). Manusia melakukan perjuangan serius serta penuh kegembiraan demi mendapatkan refleksi hidup yang mendalam. Meleburnya para biarawan dan biarawati ini dalam permainan, diharapkan memberikan hikmat sehingga mampu meneguhkan panggilan hidup membiara. Acara ditutup oleh oleh doa yang dipimpin oleh RD. Agustinus Hardono. (Diakon Yoseph Irianto Segu)