Kita sering diundang hajatan, entah hajatan khitanan, pernikahan, dll. Rasa-rasanya lho ya … saat hajatan koq jarang ya memperhatikan si pengantinnya. Tetapi lebih sering melirak-lirik dan membicarakan menu sajiannya, bukan? Hidangan dalam hajatan memang sangat penting. Itu menjadi tolok ukur suatu kesuksesan hajatan. Sekali pun hajatan di hotel berbintang dengan segala asesoris kemewahan, tetapi jika sajian makanan dan minuman tidak mencukupi atau rasanya tidak enak, siap-siaplah untuk jadi bahan gosip atau saling menyalahkan antara keluarga pengantin dengan pihak katering.
Injil hari Minggu ini mengkisahkan pesta perkawinan di Kana. Dalam pesta itu, selain bunda Maria, Yesus dan para muridNya juga hadir atas undangan dari pengantin. Dalam pesta perkawinan itu terjadi kekurangan anggur, karena mungkin tamunya banyak atau memang persediaannya pas-pasan saja. Situasi itu tentu akan menimbulkan aib bagi keluarga pengantin. Beruntunglah, bunda Maria peka akan keadaan yang terjadi. Lalu, Maria meminta Yesus untuk melakukan sesuatu guna menyelamatkan nama baik keluarga pengantin. Jawaban Yesus, “Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu?”, rasa-rasanya seperti teguran terhadap seseorang yang tak tahu diri. Percakapan Maria dengan Yesus memang tampaknya ada perbedaan kepentingan. Maria peduli dan memperhatikan kepentingan keluarga pengantin. Namun, jawaban Yesus pun ada kepentingan sendiri. Tetapi Maria mengerti akan hal itu. Permintaan Maria tetap Yesus perhatikan dan apa yang diminta Maria diwujudkan oleh Yesus.
Walau kita sudah punya lebih dari cukup, kadang kita ini merasa berkekurangan, khawatir akan kehabisan atau kehilangan sesuatu. Kekhawatiran berlebihan menyebabkan iman kita kendor. Sebagai umat beriman, jika iman kendor tentu membahayakan hidup. Terlebih jika kita tidak mengikutsertakan Yesus dalam hidup kita. Dari kisah perkawinan di Kana, kita dapat pahami bahwa kebahagiaan dan sukacita keluarga terjadi karena ada saling kepekaan, tanggapan dan saling kerjasama. Bunda Maria mengajak kita untuk menyadari akan kekurangan yang ada dan mengajak kita untuk memusatkan hati atau iman kita kepada putraNya. Berkat iman Maria, Yesus pun menanggapi dan memenuhi permintaannya. Ada kerjasama antara Maria dan Yesus demi kepentingan orang lain. Jika kita memusatkan hati kepada Yesus, tentu Yesus membantu menyelesaikan atau mengatasi setiap persoalan, mencukupi bahkan memenuhi kekurangan kita atau menyediakan mukjizat untuk kita. Adakah Yesus anda jadikan pusat dalam hidup diri anda maupun dalam keluarga anda? Adakah Yesus anda hadirkan dalam hidup anda terutama di saat anda mengalami krisis iman? Selamat berhari Minggu.
(Sabda di atas batu karang : Yes 62:1-5, 1Kor 12:4:11, Yoh 2:1-11)
Penulis : Antonius Purbiatmadi