Renungan Minggu Biasa III Bacaan : Neh 8:3-5a.6-7.9-11, 1Kor 12:12-20, Luk 1:1-4.4:14-21
Rasanya melegakan dan menenangkan ketika hendak bepergian gadget dalam keadaan full energi. Batere full, syukur-syukur juga pulsa dan kuota mumpuni. Rasa gundah, khawatir, tidak tenang menghampiri apabila dalam keadaan genting dan penting, gadget dalam keadaan lowbat atau pulsa tidak mencukupi. Aktivitas bisa menjadi sangat terhambat. Itu sebabnya, kebutuhan akan kecepatan mendapatkan sumber daya (colokan atau power bank) menjadi pelengkap setiap orang yang maniak gadget. Fungsi sebuah gadget menjadi lengkap ketika semua yang memperlengapinya (batere dan pulsa) terpenuhi.
“Roh Tuhan ada pada-Ku. Oleh sebab Ia telah mengurapi aku”. Kutipan firman tersebut hendak memberikan sebuah peneguhan perihal hidup yang diurapi Roh Allah. Percayakah kita bahwakita pun diurapi Roh Allah? Setiap pribadi yang mengenal, mengimani dan tentunya mengikuti Kristus sejatinya seorang pribadi yang diurapi Roh Allah. Roh Allah itu akan mengaktivasi setiap pribadi; tinggal di dalamnya, menggerakkannya menjadi pribadi yang aktif berkarya melakukan karya-karya Roh Allah.
Dalam injil Lukas hari ini kita pun mendengar kisah Yesus yang dipimpin Roh Allah. Roh itu menuntun Yesus untuk melakukan kehendak Bapa-Nya; menyampaikan kabar baik, memberikan pengharapan dan optimisme. Demikianlah sejatinya panggilan menjadi Katolik yaitu siap diaktivasi oleh Roh Allah untuk melakukan kehendak Allah Bapa.
Bila menjadi orang Katolik lantas kita menjadi pemalas; menjadi pribadi yang tidak memberikan sukacita dan berkat; menjadi pribadi yang malah memberikan keputusasaan dan melemahkan orang lain, jangan-jangan kita salah menghidupi roh (bukan Roh Allah).
Tentu kita pun masih ingat lagu Sekolah Minggu “Bila Roh Allah ada di dalamku, ku kan menari seperti Daud menari”. Penggalan lirik lagu tersebut hendak memberikan indikasi bahwa Roh Allah senantiasa memberikan sukacita, semangat dan optimisme. Ditengah kelesuan rohani, maraknya berita hoax dan krisis empati serta kepedulian, setiap pengikut Kristus diajak untuk membawa perutusan seperti Yesus dengan tentunya dipimpin dan dikuasi Roh Allah.
Semoga hidup kita senantiasa full energi Roh Allah dan menjadikan kita aktif melakukan karya-karya kebaikan dengan penuh semangat dan sukacita. Jangan biarkan Roh Allah melemah, meredup dan hilang. Itulah sebabnya kita perlu selalu dekat dan terpikat pada Allah agar Roh Allah dalam diri kita tidak sampai melemah sehingga hidup kita pun menjadi lengah dan berakhir seperti sampah.
Salam semangat dan sukacita dalam Roh Allah.
Penulis : Romo David