Parung – keuskupanbogor.org : Mgr Paskalis membuka Sinode II Keuskupan Bogor hari ini, jumat (22/02/2019) di Paroki Santo Johanes Baptista Parung, bertepatan dengan ulang tahun tahbisan episkopal beliau yang ke-5. Pkl. 15.45, para imam berarak menuju altar untuk merayaan Ekaristi pembukaan Sinode II Keuskupan Bogor. Misa dipimpin langsung oleh Mgr Paskalis. Himpunan umat dari berbagai paroki datang memenuhi gereja tenda biru ini.

Sebelum misa dilangsungkan, tampilan drama perjalanan 70 tahun Keuskupan Bogor digelar di depan altar oleh sekumpulan anak-anak BIA. Drama ini menyuguhkan dinamika pertumbuhan dan perjalanan iman umat Keuskupan Bogor dengan kekhasan penggembalaan uskup-uskupnya. Tampak Mgr Paskalis, para imam, biarawan-biarawati dan seluruh umat menyimak drama ini dengan penuh antusiasme dan sekaligus mengingat kembali semangat dan keteladanan para uskup yang menggembalakan Keuskupan Bogor.
Dalam homilinya, Bapa Uskup menyampaikan pesan, ajaran dan harapan atas Sinode II Keuskupan Bogor yang akan dilangsungkan sepanjang tahun ini. Berjalan bersama dalam keuskupan menemukan arah yang benar dan tepat dalam semangat injili, demikian Bapa Uskup memberikan penjelasan arti sinode. Berikut kami rangkumkan pesan utama Sinode II Keuskupan Bogor.
1. Sinode sebagai perjumpaan bersama yang menyegarkan. Sinode adalah sebuah perjumpaan untuk berjalan bersama. Pertemuan bersama uskup, imam,dan umat yang dirancang sedemikian rupa untuk menyegarkan, menguatkan dan memperbaharui inisiatif penggembalaan umat oleh semua elemen gereja. Hal ini didasarkan pada teladan Yesus. Ia membangun perjumpaan dalam kesatuan iman bersama para murid. Yesus diakui sebagai penyelamat, Mesias. Yesus diimani Petrus sebagai Putera Allah. Atas dasar iman ini Tuhan mendirikan gerejanya. Gereja adalah persekutuan iman orang yang percaya pada Yesus (communio injili). Sinode hendak meneguhkan kembali iman kita akan Yesus sebagai penyelamat. Dalam hal tersebut, Mgr Paskalis mengingatkan adanya dua godaan iman. Pertama adalah godaan iman ritualistik dan iman pesimistis. “Mengenal Kristus tetapi tidak melaksanakan ajaranNya. Katolik tetapi tidak mencerminkan nilai-nilai Katolik (Iman yang ritualistik)”, tegas Bapa Uskup.

2. Sinode membangun semangat iman yang hidup dan positif. Sinode itu membangun optimisme dengan bijaksana. Petrus yang dirayakan pestanya hari ini memberikan teladan sebagai orang yang optimis. Sinode hendaknya mampu membangun kontribusi positif iman bagi diri sendiri dan bagi banyak orang. Energi positif ini harus menggelora sepanjang sinode ini. “Sinode menjadi kesempatan sharing iman, menyampaikan energi positif”, jelas Bapa Uskup.
3. Sinode dijalankan dengan semangat sukacita. “Jangan merasa terpaksa”, kata beliau. Nasihat yang meneguhkan disampaikan oleh Petrus “Gembalakanlah dombaku dengan sukarela sesuai kehendak Allah; memberikan teladan”. Sukacita menjadi kunci pelayanan dan penggembalaan. “Menajamkan secara sadar untuk membangun kebaikan bersama menuju semangat nasionalisme”, jelas Bapa Uskup.
Dalam Misa ini Bapa Uskup juga menggelorakan semangat nasionalisme. “Kita Katolik, kita Indonesia”, demikian pekikan Mgr Paskalis. Beliau mengajak seluruh umat Katolik untuk sukseskan Pemilu demi Indonesia yang satu dan berbhinneka. Misa pembukaan Sinode II ditutup pukul 17.45 dan dilanjutkan dengan berbalas acara hiburan dan ramah tamah yang telah disiapkan Paroki St. Johanes Baptista,
Parung. Mari kita sukseskan Sinode II Keuskupan Bogor dalam semangat sukacita communio yang Injili,peduli, cinta alam, dan misioner. Salam Sinode.
(RD David)
Kepada Umat di Keuskupan Bogor,
Selamat Ber-SINODE (II)