Sukatani – keuskupanbogor.org : Kuasi Paroki Bunda Maria Ratu -Sukatani sejak tahun 2017, saat Romo Kurniadi menjadi Pastor Kuasi Paroki BMR, memiliki sebuah tradisi yang baik dalam membuka bulan devosi Maria (Mei dan Oktober). Perarakan Patung Bunda Maria dari Saung BMR (selada, 30/04/2019) menuju gereja menjadi sebuah kekhasan dan tradisi umat di Kuasi Paroki BMR. Cuaca hujan dan sempat banjir di Saung BMR tidak menyurutkan niat dan semangat umat dalam upacara ini. Dengan sigap koster Kuasi Paroki BMR dibantu koordinator OMK membersihkan area agar upacara dapat berjalan baik. Sejak pagi hari tampak para ibu menghias altar dan tandu untuk mengarak Patung Bunda Maria.
Setelah sebelumnya para umat berdoa rosario, perarakan Patung Bunda Maria pun dimulai. Perarakan sejauh kurang lebih 400 meter inipun, meskipun melalui tanah becek, diikuti sekitar 150 umat dengan penuh khidmat. Sepanjang perarakan pujian kepada Maria ditengah cuaca dingin, ditemani cahaya lilin dan tiupan angin yang sesekali mengayunkan ranting dan daun pepohonan menambahkan suasana khidmat karena alam pun ikut memuji.
Tiga pastor dari Paroki Santo Thomas Kelapa Dua (Romo Dion, Romo Pur dan Romo David) yang sekaligus juga menjadi pastor kuasi Paroki BMR rayakan Misa Konselebrasi dalam rangkaian upacara ini. “Para imam semua hadir di sini agar umat kuasi paroki semakin bersemangat”, tutur Romo Dion (Pastor Paroki). Dalam homilinya, Romo Dion berharap agar Devosi kepada Bunda Maria ini menjadi kekuatan iman yang mendorong umat bersatu dan bekerja sama dengan penuh sukacita untuk saling menerima dan menguatkan untuk menuju kehidupan kekal. “Maria imannya telah teruji mulai dari ia menerima kabar sukacita dipercaya menjadi ibu bagi Yesus sampai dengan peristiwa menerima jenazah Yesus dalam pelukannya dalam tragedi Golgota”, jelasnya. (RD David)
Tradisi yg patut terus dilestarikan sebagai salah satu bentuk devosi kepada bunda Maria, bunda Yesus…..Profiaciat BMR.