Renungan Harian
Jump, 10 Mei 2019
Pekan Paskah III
Bacaan : Kis 9:1-10, Yoh 6:52-59
Kita tahu di banyak tempat dari negeri kita yang suka berkomunikasi dengan bahasa-bahasa kiasan. Dialog kiasan tidak selalu yang bermakna sopan, tapi kadang “keras, nylekit” tapi disampaikan dengan cara halus dan terlihat sopan. Jika kita berada bersama mereka yang suka berkiasan, tentu kita harus berpikir keras untuk mengerti maksud dialog-dialog kiasan mereka.
Bagian dari perikop Injil hari ini tentang orang-orang Yahudi yang bertengkar di antara mereka berkaitan pernyataan Yesus bahwa Dialah Roti Hidup. Dan Roti itu adalah dagingNya. Mereka saling debat kusir “Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan.” Pernyataan Yesus tersebut adalah kiasan, bukan arti harafiah daging secara fisik. Yang dimaksud Yesus tentu bukan tentang ‘orang makan daging orang’ seperti kasus Sumanto yang heboh beberapa tahun lalu. Melainkan tentang diri Yesus sendiri sebagai “makanan” untuk rohani kita agar hidup kekal. Tidak seperti manna, makanan yang orang Yahudi terima ketika keluar dari Mesir, yang membuat mereka binasa.
Melalui Injil hari ini Yesus hendak menegaskan kepada kita bahwa Dialah yang sungguh-sungguh penggenapan sebagai Juruselamat
sebagaimana diwartakan sebelum kebangkitanNya. Sebagai umat Katolik pun kita juga sering berdebat kusir, terutama tentang hakiki dari roti dan anggur yang dikonsekrir menjadi tubuh dan darah Yesus dalam perayaan Ekaristi. Jika kita hadir dalam perayaan ekaristi bukanlah mengenang akan peristiwa yang Yesus lakukan bersama para rasulNya. Perayaan Ekaristi adalah cara Yesus untuk memberikan DiriNya sebagai santapan jiwa kita untuk bersatu denganNya agar peroleh hidup kekal. Nah, sekarang apakah sudah paham akan maknanya hadir dalam setiap perayaan Ekaristi?
Ya Yesus, aku sungguh percaya bahwa Engkaulah karena Roti Hidup yang memberi hidup kekal. Amin.
(Penulis : Antoni Purbi)