Makassar – keuskupanbogor.org : Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang RI No 34 tahun 2004 terkait sistem pertahanan keamanan rakyat semesta (hankamrata), Gereja Katolik Indonesia pun terpanggil untuk berperan aktif mengambil bagian dalam upaya menjaga, mempertahankan dan memperkokoh keutuhan dan kedaulatan NKRI. Sinergitas Gereja dalam hal ini Komisi Komsos KWI bersama Kemkominfo berupaya keras, lugas dan tegas selama tiga tahun terakhir memberikan edukasi dan literasi media untuk perdamaian dan persatuan bangsa di tengah tsunami informasi, banjirnya hoax, berita palsu dan ujaran kebencian.
Memasuki era revolusi industri 4.0, Dra Rosarita Niken Widiastuti M.Si (Sekjen Kominfo) mengajak seluruh anak bangsa untuk melihatnya secara bijak. “Ini adalah peluang sekaligus tantangan”, pungkasnya dalam seminar nasional PKSN KWI 2019 di Makasar (senin,27/05/2019). Dalam paparan berjudul “Transformasi Digital : Tingkatkan Ekonomi Rakyat”, kepada peserta seminar nasional yang digelar dalam rangka PKSN Keenam di Keuskupan Agung Makassar, Ibu Niken mendorong orang muda untuk bisa bersikap kritis dan kreatif. “Indonesia akan menjadi bangsa yang maju, bahkan diprediksi pada tahun 2030 akan menjadi negara lima besar dunia setelah China, USA, India dan Jepang”, jelasnya. Indonesia sangat prospektif menghadapi revolusi industri 4.0 dengan catatan bahwa situasi keamanan nasional kondusif.
Siapkan RI 4.0, Kemkominfo menawarkan program “Digital Talent Scholarship 2019” bagi 25.000 orang yang terbuka juga bagi kaum disabilitas. Dalam setahun dibutuhkan setidaknya 600 ribu sdm dalam skill digital. “Silakan cek di website kemkominfo untuk keterangan lebih lengkap”, tutur Ibu Niken. Optimalisasi teknologi informasi untuk produktivitas menjadi sasaran utama Kemkominfo saat ini bersamaan dengan memerangi ancaman keamanan nasional yang begitu masif di media sosial. Pemerintah mendorong roda perekonomian melalui UMKM Go Online seiring dengan arah industri global saat ini.
Ancaman pertumbuhan, kemajuan bahkan kedaulatan dan keutuhan NKRI juga hadir dalam ranah media digital. Gempuran hoax dan ujaran kebencian, berita palsu yang memprovokasi, radikalisme, bullying, judi, pornografi dan prostitusi online serta cyber crime merupakan contohnya. Oleh sebab itu memerangi itu semua membutuhkan sebuah upaya tegas dan lugas. Literasi media, kampanye uji validitas berita hoax melalui turnbackhoax.id serta meningkatkan sikap kritis saat mencerna informasi “saring sebelum sharing” menjadi beberapa strategi perkokoh kekuatan bangsa melalui media digital. Inilah peran strategis yang dijalankan Gereja melalui Komisi Komunikasi Sosial bekerja sama dengan Kemkominfo untuk menciptakan kondusivitas dalam keamanan nasional bangsa. Perkokoh NKRI melalui media digital.
(RD David)