Renungan Harian
Sabtu, 3 Agustus 2019
Hari Biasa, Pekan Biasa XVII
Bacaan : Im 25:1.8-17, Mat 14:1-12
Pada waktu kuliah, saya berkesempatan mengikuti retret panggilan. Suster pembimbing melatih tentang kepekaan suara hati atau batin. Manfaat mengerti suara hati adalah untuk memandu kita dàlam memutuskan bagaimana kita untuk bersikap: benar-salah, baik-jahat, selaras-bertentangan, positip-negatip atau sejenisnya. Setiap keputusan yang diambil memiliki konsekuensi masing-masing.
Injil pada hari ini tentang Yohanes Pembaptis yang dipenggal kepalanya atas perintah Herodes. Keputusan Herodes melakukan itu untuk memenuhi permintaan anaknya. Tetapi sebenarnya sikap perbuatan Herodes tersebut didasarkan pada suara hatinya yang penuh dendam terhadap Yohanes Pemandi. Yohanes dengan berani menegur raja Herodes, berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, yang diambil istri oleh Herodes.
Dari Injil hari ini kita bisa belajar akan sikap hidup seperti Yohanes Pembaptis, yang dengan suara hatinya berani memperjuangkan kejujuran dan kebenaran nilai moral, walau harus kehilangan nyawanya. Di sisi lain kita belajar juga mempekakan suara hati untuk menghindari sikap yang tidak benar, jangan sampai memelihara sikap-sikap seperti Herodes.
Sebagai orang beriman, suara hati harus kita latih terus menerus. Misalnya, pada setiap doa malam sebelum tidur, kita dapat lakukan pemeriksaan batin: melihat atau merefleksikan kembali pikiran, perkataan atau perbuatan apakah baik/positif atau penuh kelalaian, apalagi negatif/jahat. Suara hati akan membimbing dalam kita bersikap terhadap sesuatu.
Ya Yesus, bimbinglah aku agar mampu mendengarkan suara hatiku, sehingga setiap pikiran, perkataan atau perbuatanku selaras denganMu. Amin.
(Antoni Purbi)