Senin 30 September 2019 Hari Biasa, Pekan Biasa XXVI PW S. Hieronimus, Imam dan Pujangga Gereja Bacaan I : Zakaria 8 : 1-8 Bacaan Injil : Luk 9: 46-50
DI zaman ini, orang-orang berusaha menampilkan citra diri mereka di dalam media sosial dengan cara yang paling baik, paling indah bahkan paling sensasional. Segala cara ditempuh demi menjadi viral agar mereka menjadi terkenal. Menjadi terkenal adalah cara mereka untuk menjadi yang paling hebat. Semakin banyak followers, maka mereka akan semakin merasa besar, karena ini adalah suatu pencapaian yang dapat menunjukkan bahwa mereka eksis.
Namun Yesus mengajarkan kita untuk melihat kebesaran dalam makna yang lebih dalam. Kebesaran yang diperoleh seturut pandangan manusiawi hanyalah berguna sebatas untuk diri sendiri saja. Berbagai pencapaian pribadi tentu akan terasa menyenangkan, namun apakah dampaknya bagi sesama? Apakah kebahagiaan itu akan bertahan lama? Melalui Injil hari ini, Yesus mengundang kita untuk melihat dari sudut pandang Allah: bahwa semua pencapaian kita adalah hasil karya Allah, dan karenanya harus kita persembahkan kembali kepada-Nya.
Bangga atas prestasi tentu boleh saja. Namun yang membuat kita besar di hadapan Allah justru adalah kerendahan hati kita. Kerelaan diri untuk meredam ego diri dan mengutamakan mereka yang lemah, miskin dan tersingkir adalah yang Tuhan inginkan. Dengan demikian, kita tak perlu lagi mempermasalahkan siapa yang paling terkenal atau paling hebat. Kita hanya perlu membuka hati dan membiarkan kebesaran Tuhan berkarya dalam diri kita yang kecil. (Fr. Albertus Aris Bangkit Sihotang)