Ia Harus Makin Besar, tetapi Aku Harus Makin Kecil

Loading

Sabtu, 11 Januari 2020
Hari Biasa Sesudah Penampakan Tuhan 
Bacaan I     : 1 Yoh 5:14-21
Bacaan Injil : Yoh 3:22-30

SAUDARA-saudari yang terkasih, sikap rendah hati tentunya menjadi kekayaan tersendiri bagi kepribadian kita orang-orang beriman. Contoh yang sangat khas ada pada pribadi Santo Yohanes Pembaptis. Beliau merupakan pribadi yang sangat rendah hati, sikapnya yang sabar dan penuh dengan nilai-nilai spiritual.

Sikap rendah hati bukanlah sebuah perintah, melainkan suatu keharusan yang sudah layak dan sepantasnya ada dalam diri kita yang mengimani Allah. Dalam Perjanjian Lama, memang sikap rendah hati menjadi sebuah hukum, perintah, atau anjuran. Kata “takut akan Allah” mempunyai nilai yang berhubungan dengan rendah hati. Sikap teladan rendah hati dalam Perjanjian Baru juga muncul dalam ungkapan Santo Yohanes Pembaptis, “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil”, juga dalam pribadi Bunda Maria, “terjadilah padaku menurut perkataan-Mu”(bdk Luk 1:38).

Tentunya, kerendahan hati memiliki tantanganya tersendiri di masing-masing zaman. Pada zaman Yesus, sikap ini menjadi kunci untuk mengikuti dan menerima ajaran Yesus. Senjata yang paling ampuh pada diri Yesus adalah doa dan berpuasa. Mari sejenak kita melihat pada bacaan pertama yang mengisahkan ajaran Santo Yohanes Penginjil tentang berdoa. Doa-doa kita hendaknya dilaksanakan dengan penuh kepercayaan: apa yang kita minta sudah kita miliki (ay 14-15). Bacaan ini mengarahkan doa kita kepada pertobatan pada pendosa. Pada ayat 16-17 muncul keraguan mengenai orang-orang yang berdosa berat.

Maka ada empat poin pokok yang ingin disampaikan Yohanes dalam suratnya yang pertama;  pertama: mintalah maka kamu akan diberi (Mat 7-7-8;Luk 11:9-10); kedua: mendoakan sesama kita yang berdosa; ketiga: bahwa modernitas dunia ini tidak menutup kemungkinan kehadiran yang Ilahi dan iblis. Pesan pada akhir surat ini mengenai peringatan penyembahan berhala yang mengarah pada ajaran-ajaran sesat.

Bagaimana kita menyikapi surat dari Yohanes ini? Injil senantiasa memperkaya keimanan dan karakter kita, dan khususnya lewat teladan Santo Yohanes Pembaptis yang selalu rendah hati dan bertekun dalam doa. Selalu ingat bahwa semua yang ada di dunia ini milik-Nya, maka sudah sepatutnyalah Allah kita Tuhan Yesus Kristus yang semakin besar, dan kita harus makin kecil. Tuhan memberkati.

[Frater Petrus Damianus Kuntoro]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!
Enable Notifications OK No thanks